Tragedi di Kanjuruhan Malang, Pelaku dan Penggiat Sepakbola di Papua Turut Berduka

MediaSuaraMabes, Jayapura –  Tragedi di Stadion Kanjuruhan saat kekacauan yang terjadi hingga menelan korban jiwa usai laga Derbi Jawa Timur antara Arema Malang dan Persebaya Surabaya 1 Oktober 2022, turut dirasakan sebagai duka yang cukup mendalam bagi insan sepakbola, penggiat, apparat keamanan hingga supporter dan pecinta sepakbola di Tanah Papua.

Panitia Penyelenggara, Klub Sepakbola Persewar Waropen, KONI Papua, Supporter sepakbola, insan pers dan aparat kepolisian turut mengambil bagian melakukan hening cipta di Stadion Mandala, Jayapura, Senin (3/10) petang.

Mengheningkan cipta dipimpin langsung oleh Ketua Komnas HAM Papua yang juga Wakil Ketua Panitia Penyelenggara (LOC) Persewar Waropen Frits Ramandei. Turut hadir dari aparat kepolisian Wakapolda Papua Brigjend Pol Ramdani Hidayat. Ketua Umum Persewar yang diwakilkan oleh Sekretaris Umum Michael Rumabar, dan perwakilan dari KONI Provinsi Papua, juga sejumlah perwakilan supporter.

“Kami turut berbela sungkawa terhadap tragedy yang menelan korban di Stadion Kanjuruhan. Harapan kita semua semoga tragedy ini tidak berdampak luas pada industry sepakbola di seluruh tanah air, termasuk di Papua,” ungkap Ketua Umum Persewar melalui Sekretaris umum Michael Rumabar.

Dari kejadian ini pula ada makna penting bagi seluruh insan sepakbola di tanah Papua, maupun di Indonesia, untuk tidak lagi terjadi hal serupa, karena tentu saja merugikan banyak pihak, hingga akhirnya pihak keluarga korban yang merasakan langsung kejadian ini tentu saja merasa sangat kehilangan dan terpukul.

Sementara Wakil Ketua Panpel (LOC) berpesan agar seluruh pihak insan sepakbola tidak terlepas dari pemain, supporter tetapi juag seluruh pihak yang terlibat untuk selalu mengedepankan aspek kemanusiaan, dan menjunjung tinggi nilai sportivitas.

“Tinggalkan dan tanggalkan cara-cara anarkis yang tidak hanya dilakukan oleh individu tetapi juga kelompok-kelompok pendukung. Rivalitas hanya diatas lapangan selama 90 menit selebihnya kita semua satu saudara,” tambahnya. (il).

Baca Juga :  Pelantikan DPC-PPSI Kecamatan Padalarang, Jaga Kelestarian Kebudayaan Seni Beladiri Pencak Silat

Pertandingan derby ini perlu jadi contoh sepakbola di indonesia, walau ketatnya persaingan diatas kertas, tetapi dilapangan, sportifitas, & respect dijunjung tinggi, dan inilah yg dikatakan seni bermain bola. (Niko)

Comment