MediaSuaraMabes, Gunungkidul, Yogyakarta – Penarikan pajak tanah di Kalurahan Pampang, Kapanewon Paliyan, Kabupaten Gunungkidul terkesan tidak transparan dan terkesan carut marut, pasalnya pajak tanah yang sudah di bayar oleh warga masyarakat ke Kalurahan dari Tahun 2016 sampai Tahun 2022 mengalami keganjilan yang mengakibatkan masyarakat geram.
Yang aneh nya, Pajak tanah Tahun 2016 tiba-tiba muncul dan di terima masyarakat dengan tagihan yang tidak sedikit dan di suruh untuk membayar, padahal oleh warga masyarakat sudah di bayarkan lunas ke Kalurahan.
Kejadian seperti ini banyak yang terjadi di warga masyarakat, bukti pembayaran sudah ada tapi warga masyarakat masih di wajibkan dan di haruskan membayar tagihan pajak lagi.
Dari penelusuran awak media di lapangan, Kamis (14/03/2022) salah satu warga Kalurahan Pampang yang enggan di sebut namanya, menyodorkan bukti tagihan pajak tanah nya dan menyatakan kekecewaannya terkait pajak yang begitu besar, padahal di Tahun 2016 sampai Tahun 2022 tidak pernah telat dalam pembayaran pajak. “Saya sangat kaget mas, setelah menerima tagihan pajak, seharusnya saya membayar pajak sekitar Rp 100.000, tapi ini hampir mencapai Rp 400.000., jadi menurut saya ini ada yang aneh”, jelasnya dengan nada kesal.
Panewu Paliyan Yuli Hadi saat di konfirmasi terkait pajak tanah yang muncul dari Tahun 2016 sampai Tahun 2022 mengatakan, kalau memang warga masyarakat sudah merasa membayar, ya tinggal tunjukkan saja bukti pembayaran nya kepada petugas”, ungkap Yuli Hadi.
Di sisi lain, Lurah Kalurahan Pampang Saiful Khohar saat di konfirmasi terkait pajak tanah yang muncul Tahun 2016 mengatakan sudah menggandeng dari pihak Badan Keuangan Aset Daerah (BKAD) untuk menindak lanjuti permasalahan ini. “Terkait pajak yang muncul tahun ini saya sudah menggandeng BKAD”, jelas Saiful. (BEIJELLO)

Redaksi Media Suara Mabes (MSM) sebagai editor Publisher Website
Comment