MediaSuaraMabes, Manado – Sosialisasi tentang penguatan Tokoh masyarakat dan adat dalam menjaga kerukunan dan toleransi di kota Manado, yang dilaksanakan pada 16-19 Oktober 2022 didahulukan dengan Misa.
Tema : Transformasi layanan umat
Sub Tema : Umat Katolik rukun dan toleran menuju Indonesia bangkit.
Sosialisasi ini di buka dengan misa yang dipersembahkan oleh sekretaris keuskupan Manado Pastor Johanis Josep Montolalu, khotbahnya menarik.
“Begini khotbah dari Pastor John. Kita orang beriman dan sekaligus juga kita orang pilihan” tetapi biarpun kita orang beriman, biarpun kita orang pilihan ketrampilan dalam berdialog dan keutuhan dalam berdialog tetap dibutuhkan, dan ketrampilan atau keutamaan dalam berdialog itu adalah tidak memaksakan kehendak diri sendiri.
Artinya sebagai orang beriman kita dilatih dalam ketekunan, kita dilatih kesetiaan, kita dilatih dalam kesanggupan tapi sebagai orang beriman tetap dengan rendah hati menyerahkan semuanya kepada Tuhan, dan sebagai orang beriman ruang dialog kita dengan Tuhan selalu kita sertai dengan ungkapan ini “TUHAN TAU WAKTU YANG TERBAIK UNTUK MEMBERIKAN JAWABAN TERHADAP KOMUNIKASI KITA DENGAN DIA” jadi tetap tekun tetap setia tetap sungguh tapi juga sabar memastikan jawaban yang terbaik dari ALLAH yang kita jadikan sebagai teman kita di dalam ruang dialog.
Selamat datang di ruang dialog kerukunan. Kerukunan yang utama yang hendak kita bangun adalah kerukunan dengan diri sendiri, harus rukun dengan hati senidri, harus rukun dengan pikiran sendiri harus rukun dengan harus rukun dengan perilaku sendiri, dan kerukunan ini ditekankan oleh Paulus kepada Timotius didalam bacaan yang kita dengarkan tadi dia katakan demikian “hendaklah engkau berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini dengan selalu mengingat orang yang telah mangajrkannya kepadamu”
Ingat Apa yang menjadi kebenaran sebagai orang beriman, ingat apa yang menjadi kebenaran sebagai manusia selagi saya dan anda memegang kebenaran yang sudah ditanamkan di dalam diri sendiri itulah “KEBENARAN” bisa damai dengan diri sendiri, tidak bingung dengan diri sendiri dan bahkan tidak membuat kekacauan ke dalam diri sendiri, memegang kebenaran sesuai dengan yang dikatakan tadi sudah diwariskan di dalam kehidupan kita sebagai orang beriman dan sebagimana kita sudah dibesarkan dengan rupa – rupa pengajaran di dalam konteks kerukunan, maka sumber utama kebenaran kembali ditegaskan oleh paulus didalam suratnya kepada Timotius tadi tidak lain pada “KITAB SUCI” kembali kesana untuk menemukan kebenaran hidup dan disitulah kita menemukan “KERUKUNAN” dan kerukunan dengan sendiri yang dipaksakan dengan keyakinan bahwa semua kebenaran yang sudah ditanamkan dan diwariskan ke dalam hidup kita sebagai orang beriman, semuanya itu pada waktunya akan menjadi nyata didalam perbuatan – perbuatan baik yang kita harapkan pada orang lain, maka dari itu Paulus menegaskan kepada Timotius suatu keyakinan, kita sudah diperlengkapi dengan perbuatan – perbuatan baik dan berdasarkan dan perbuatan baik itulah kita mulai keluar dan membangun kerukunan dengan orang lain tidak lain, maka Point penting dalam rangka membangun kerukunan dengan orang lain tidak lain adalah tetap bertahan pada perbuatan – perbuatan baik. (ITULAH KERUKUNAN).
Lanjutnya lagi dalam Khotbanya. Selamat datang di ruang toleransi untuk membangun “INDONESIA BANGKIT”. ruang toleransi ditunjukan oleh ke empat tokoh dalam “KITAB KELUARAN” yang kita dengarkan tadi disana ada MUSA, YOSUA, HARUN, DAN NOOR empat tokoh ditampilkan untuk bekerja sebagai satu tim dengan maksud untuk mewujudkan satu tujuan, apa yang terjadi..? Musa sudah berjuang sesuai dengan apa yang harus dia lakukan tetapi ternyata dia lemah juga, maka dikatakan tadi tangan lengannya penat itulah kelemahan itu ditemukan dalam ruang kerukunan tapi itulah kelemahan manusia. Maka dari itu dia perlu topangan, dan topangan inilah yang perlu dilakukan di dalam toleransi.
Menopang dan mengangkat supaya orang berada pada level yang diharapkan untuk bertahan hidup termasuk bertahan didalam imannya. Bekerja di dalam satu tim, dan tim ini tau dengan baik apa peran masing – masing, apa kerjanya masing – masing apa tugas masing – masing. Yosua melaksanakan apa yang diminta oleh Musa, Harun dan Noor melaksanakan apa yang perlu untuk Musa, dan Musa melaksanakan apa yang diminta oleh Tuhan sesuai dengan rencananya.
Mereka bukan serba bisa semua, tapi menyadari dibalik “KELEBIHAN” yang sudah ditunjukan oleh masing – masing ternyata ada kelemahan yang membutuhkan topangan dari pihak lain dan topangan itulah yang diberikan oleh masing – masing satu terhadap yang lain sehingga ke empat orang boleh tampil sebagai pemenang dan mensyukuri semua yang sudah mereka usahakan, inilah ruang “TOLERANSI” di mana orang sadar akan porsi masing – masing dan penuh tanggung jawab mulai melaksanakan apa yang harus mereka lakukan untuk membangun “INDONESIA BANGKIT”
(FX. MELO)

Redaksi Media Suara Mabes (MSM) sebagai editor Publisher Website
Comment