SuaraMabes, Bengkulu – PT Tansri Madjid Energi (TME), menjadi sengketa antara Masyarakat dengan Perusahaan di Desa Lebong Tambang Kecamatan Lebong Utara, Kabupaten Lebong provinsi Bengkulu. Nampaknya belum juga ditanggapi penyelesaiannya oleh Pemerintah kabupaten Lebong dan DPRD lebong sebagai wakil Rakyat.
Terlihat jelas Plank merek PT. TME dibeberapa titik, salah satunya Cagar Budaya kuburan Ki pandan dan dikaler tempat produksi emas peninggalan Belanda beserta lumpurnya (Ampas, disebut orang Tambang).
Nasution Buhari (Yon) mewakili masyarakat menjelaskan jika, “memang Benar bahwa PT. TME telah melakukan transaksi jual beli terhadap masyarakat Lebong, PT. TME jelas telah membeli Aset peninggalan bekas eksplorasi Penjajahan Belanda, salah satunya itu adalah situs yang tidak boleh diperjual belikan oleh pihak manapun, baik wilayah ataupun radius, itu adalah bukti nyata”, jelas Yon.
“Itu benar, bahwa taman makam Ki pandan telah terjadi transaksi jual beli, termasuk wilayah lobang Baja”, ucap Rozi mewakili masyarakat pada suaramabes.com Kamis,5/08/2021.
“Jika dibiarkan dan tidak ditanggapi oleh Pemda dan DPRD Lebong, maka kami masyarakat Lebong merasa dijajah terus oleh Belanda yang diganti oleh TME ini”, sambung Tomi dan Randi.
Ditanggapi Oleh Ketua Ormas GBNN Ramad Firdaus bahwa, “jika ini tidak ditanggapi cepat oleh Pemda dan DPRD di Kabupaten Lebong, maka kami akan usut tuntas ke ranah hukum, dan akan kami laporkan kepihak yang berwajib”, kata Firdaus.
“Seharusnya ini menjadi tanggung jawab pemerintah Daerah Dan DPRD Kabupaten Lebong terkait persoalan PT. TME, yang tidak Memenuhi Hak Dan Kewajibannya Selama berada di kabupaten Lebong provinsi Bengkulu”, tutupnya.
(NM/Y2/TM)

Redaksi Media Suara Mabes (MSM) sebagai editor Publisher Website
Comment