Pengusaha Palembang Rela Lepas Dua Mobilnya Karena PPKM Terus Berlanjut

SuaraMabes, Palembang -Dengan perpanjangan PPKM di Kota Palembang membuat beberapa sektor usaha mulai merasakan dampak mengkuatirkan dan bisa saja mematikan semua jenis usaha dari kecil sampai dengan menengah keatas bahkan sudah ada yang melepas 2 mobilnya untuk mengaji karyawannya.

21 asosiasi di Palembang mengadakan pertemuan diantaranya GIPI, PHRI, ASITA, Apirapi, ASTINDO, ASATI, MASATA, UMKM, ASPPI, Asosiasi Pecel Lele, Asosiasi Baso Berseri, Asosiasi Kerupuk Kemplang, Asppek, ASPENDI, APJI, Gapeham, APPBI, PEPES, KPPKM, Komunitas Pedestrian Sudirman dan ASKI di Hotel Swarna Dwipa Palembang sepakat menyatukan suara untuk perlakuan jam operasional disaat PPK..

Agus Ekawani selaku pengurus APPBI (Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia) mewakili beberapa asosiasi mengatakan, harapan dari teman-teman Asosiasi atau Komunitas pelaku usaha mulai dari kuliner, pariwisata, trevel dan retail serta shoping center berharap Pemerintah dalam melaksanakan PPKM saat ini harus lebih bijak kedepannya. “Kalaupun PPKM ini terus lanjut, kami sebagai pengusaha dapat diberikan kelonggaran jam operasional yang diperpanjang” jelasnya, Sabtu (07/08/2021)

Menurutnya, walaupun diharuskan untuk vaksin kami sangat mendukung program dari pemerintah tersebut demi tercapainya imunity, tapi kami juga berharap pemerintah untuk kedepannya lebih memperhatikan para pelaku usaha, apakah PPKM selamanya akan lanjut.

“Kalaupun lanjut kedepan seperti apa lagi, apa terus-terus begini, yang akan membuat kami sulit lagi kedepannya dan semangkin terpuruk kondisi kami bahkan di antara kami sudah menjual 2 mobilnya untuk tetap bisa mengaji karyawannya,” katanya.

Dikatakannya, setelah berjalan selama 1 tahun lebih, faktanya banyak usaha yang sudah tutup dan tumbang serta banyak tenaga kerja sudah di PHK dan juga sudah dirumahkan, walaupun ada yang sebagian tetap kerja namun daya beli sudah berkurang dengan gaji yang sudah dikurangi sementara kejahatan mangkin meningkat karena banyak yang menganggur.

Baca Juga :  Paparan Laporan Kesatuan Sekaligus Penandatanganan Memori Dan Sertijab Polda Sumsel

“Harapan kami, untuk pemerintah bisa berani bersikap tegas, apakah tetap PPKM harus tetap dilanjutkan, kalau pun tetap dilanjutkan mungkin pelaku usaha di berikan kelonggaran untuk jam operasional kalau tidak PPKM jangan dilanjutkan lagi,” tegasnya.

Dari beberapa pengusaha yang hadir hampir mengatakan tidak menentang untuk memperlakukan protokol kesehatan tapi untuk PPKM atau pembatasan waktu jam operasional itu harus di kaji ulang kembali karena bisa mematikan para pengusaha lebih cepat.

“Harapan kami semua usaha ini harus tetap jalan, kami tidak perlu untuk bantuan-bantuan, seperti bantuan beras atau bantuan yang lainnya, asal usaha kita bisa tetap dibuka itu sudah cukup” jelas ketua PHRI Sumsel, Herlan Asfiudin.

Menurutnya, bila PPKM ini tetap saja berlangsung dan suara kami tidak ditanggapi, kami akan mengadakan aksi damai ke kantor Gubernur Sumsel dengan beberapa perwakilan saja karena untuk saat ini tidak boleh melibatkan orang banyak, kalaupun boleh kami akan melibatkan orang banyak dan kami bisa mendatangkan ribuan orang.

“Dalam pelaksanaan aksi nanti, akan dipimpin oleh ibu-ibu yaitu bunda Vie sebagai komandannya” tegasnya. (edchan)

Comment