PENGENDALIAN ANTHRAX DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

MediaSuaraMabes, Yogyakarta, Gunungkidul – Kejadian anthrax di Kabupaten Gunungkidul pertama kali ditemukan di Padukuhan Grogol IV, Kalurahan Bejiharjo, Kapanewon Karangmojo, pada bulan Mei 2019.

Penyebaran kasus anthrax pada waktu terbatas di Padukuhan Grogol IV, Kalurahan Bejiharjo, Kapanewon Karangmojo, positif pada empat sampel tanah bekas penyembelihan dan dua sampel darah dari sapi mati.

Kepala Dinas pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, Ir. Bambang Wisnu Broto, menyampaikan bahwa pada bulan Desember 2019 muncul kembali kasus anthrax di Padukuhan Ngrejek Wetan, Kalurahan Gombang, Kapanewon Ponjong.

Petugas mendapat laporan setelah beberapa kematian ternak menjadi beruntun, dan semua ternak yang mati dipurak untuk dikonsumsi warga Padukuhan Ngrejek Wetan dan Ngrejek Kulon.

Hasil uji sampel tanah (4 sampel) dari lokasi penyembelihan dan sampel darah ternak sapi (1 sampel) dinyatakan positif oleh Balai Besar Veteriner Wates.

Pada saat survailans petugas Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul juga menemukan jejak mencurigakan pada manusia baik cutan, pencernaan maupun pernafasan.

Vaksinasi anthrax dilakukan sejak Juni 2019 sampai sekarang, terhitung sudah enam tahap vaksinasi anthrax yang sudah dilaksanakan atau tiga tahun. Vaksinasi anthrax tahap ke enam ini dilaksanakan pada tanggal 14 September sampai dengan 23 September 2021, dilaksanakan di dua puluh Padukuhan yang mencakup lima wilayah Kapanewon yaitu Kapanewon Karangmojo, Wonosari, Ponjong, Semanu dan Rongkop.

Jumlah populasi ternak yang menjadi sasaran vaksinasi adalah sapi sebanyak 1.316 ekor, kambing 3.188 ekor, domba 25 ekor. Vaksinasi dilaksanakan oleh Tim vaksinasi anthrax Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul sebanyak 119 personil petugas yang terdiri dari medik veteriner, paramedik veteriner dan inseminator. (BILLY)

Comment