Nonton Bareng (Nobar) Film Kemanusiaan Kartu Pos Wini (Film Edukasi)

MediaSuaraMabes, Jakarta – Kartu Pos Wini adalah film drama keluarga Indonesia yang dibintangi oleh Keiko Ananta hingga Denira Wiraguna. Film yang diadaptasi dari novel dengan judul sama ini ditayangkan perdana di jaringan CGV Indonesia pada tanggal 6 April 2023.

Kartu Pos Wini disutradarai oleh Tarmizi Abka dan diproduksi oleh Sinemata Production. Adapun film ini adalah hasil kerja sama antara Pos Indonesia dan Yayasan Kanker Indonesia. Alkisah, gadis cilik bernama Wini (Keiko Ananta) tengah mengidap penyakit yang cukup serius.

Kendati demikian, Wini tetap menjadi pribadi yang ceria dan tegar melawan penyakitnya. Ia mempunyai suatu keinginan, yaitu menuliskan surat kepada Tuhan. Suratnya sendiri berisi curhatan dan keluh kesah Wini yang ingin segera sembuh.

Pada suatu hari, ibundanya mengantarkannya untuk mengirimkan surat kepada Tuhan. Surat itu dikirimkan melalui kantor pos walaupun beralamat surga. Surat yang ditulis Wini kemudian diterima petugas pos bernama Ruth (Denira Wiguna). Mulanya, Ruth sempat kebingungan ketika menerima surat itu.

Akan tetapi, ibunda Wini lantas meminta ia saja yang menerima surat Wini itu. Pengalaman yang baik bagi hidup Ruth bisa bertemu Wini. Surat untuk Tuhan yang ditulis Wini itu berisi permohonan supaya dirinya bisa lekas sembuh, dan ibunya dilimpahi kebahagiaan.

Demikian lah Adharta Ongkosaputra Ketum Kill Covid ini menafsirkan film tersebut setelah menonton bareng Kartu Pos Wini di Cinepolis Plaza Semanggi Jakarta, Senin (10/4/2023), Apa artinya cinta kalau hanya sebatas waktu. Bagaimana rasanya cinta kalau hanya terbuai kata. Adapun film ini lanjut Adharta, menggabungkan mengenai kisah cinta, kemanusiaan dan persahabatan. “Ruth yang diperankan Denira Wiguna yang cantik dan senyumnya menawan merupakan seorang relawan yang menjadi pendamping gadis kecil pasien kanker bernama Wini Edenia yang dperankan oleh Keiko Ananta,” tuturnya.

Baca Juga :  Festival Oncor Dan Kirap Sego Suro Sambut Khoul KH. Musthofa Abdul Hamid Tokoh Besar Di Desa Guyangan Bangsri Jepara Jawa Tengah

Wini, sambungnya, akhirnya mendapatkan kabar baik untuk mengikuti pengobatan di Belanda, berkat kebaikan dari seorang sahabatnya Ruth yang selama ini dicintainya bernama Reza Asa Permana yang diperankan Ferly Putra. Adharta pun memberikan apresiasi untuk jalan cerita film ini yang mengusung misi kemanusiaan. “Reza merupakan seorang dokter Onkologi di Belanda,” katanya.

Menariknya film ini kata Adharta adalah bagaimana Ruth dan Reza menjalin persahabatan melalui surat sehingga Ruth menamakan sebagai sahabat penanya yang sudah dikenal sejak 18 tahun lalu. Ternyata, ujar Adharta, dalam menjadi relawan di yayasan kanker, Reza ternyata tidak sendirian.

“Ada Krisna yang diperankan Fajar Rezky yang menjadi relawan fotografer di tempat yayasan Ruth tinggal,” ucapnya.

Dan, masih menurut Adharta, Reza dan Krisna rupanya menaruh rasa cinta kepada Ruth. “Selain karena intensitasnya berinteraksi dan bertemu. Reza dan Krisna kagum, karena kegigihan Ruth yang mempunyai jiwa sosial tinggi, ramah dan baik hati,” selain cerita romantis antara Ruth, Reza dan Krisna, film Kartu Pos Wini mengungkap sisi lain pada sosok Wini.

Pasalnya, dengan diagnosis penyakit yang serius. Wini menyimpan banyak sekali Kartu Pos milik Wini yang bercerita tentang sosok Wini, yang mengidap penyakit serius, dengan penyakit yang diidap oleh Wini namun, Wini tetap menjalani hari-harinya dengan penuh suka cita, ceria dan tegar dalam melawan penyakit kankernya.

Dari pengamatan Adharta dalam filem ini menunjukkan betapa Adharta Ongkosaputra ini kepeduliannya terhadap penderita penyakit Kanker. Buktinya, Penulis (Jurnalis/Reporter Pusat Media Suara Mabes) menemui Adharta di Kantornya, dibilangan Kelapa Gading, berceritera, bahwa ponakan saya Bernama Lambok Astrivo Siringoringo (36) anak adikku yang meninggal 5 tahun lalu, sedang menderita kanker stadium lanjut, sedang dirawat di RS. Murni Teguh Medan, mohon doanya, karena saya harus menjenguknya ke Medan, spontan memberikan buah kasihnya serta mendoakannya, begitu saya berangkat ke Medan, menjenguknya bersama istri, begitu tatap muka, dan menceriterakan adanya orang berempati bersama suster Vincentia HK, Animator (Laudato Si Indonesia) memberikan doa dan donasi juga, saya lihat wajahnya Ketika bertemu di RS, sangat Ceria dan sukacita. Jadi bukan hanya kalmuflase Adharta, Ongko Saputra memiliki rasa kemanusian dan empati yang tinggi.

Baca Juga :  The Legend Bob Tutupoly Tutup Usia

Kembali ke kisah film tersebut diatas, Adharta sangat mengapresiasi jalan cerita film ini yang mengusung misi kemanusiaan. Menariknya film ini menurut Adharta adalah bagaimana Ruth dan Reza menjalin persahabatan melalui surat sehingga Ruth menamakan sebagai sahabat penanya yang sudah dikenal sejak 18 tahun lalu. Rupanya, ujar Adharta, dalam menjadi relawan di yayasan kanker, Reza ternyata tidak sendirian.

Ketika Wini meninggal dunia sebelum menjalankan pengobatan di Belanda,” paparnya. Adharta mengatakan bahwa dirinya menikmati film kemanusiaan ini. Apalagi, lanjutnya, nontonnya bareng-bareng. “Indah sekali rasanya. Emang pelangi ada warna ungu,”? tanyaku kepada Suster Ferdinanda, Lalu dijawab suster: dengan canda ada sih di lagu “Apel”… Apelangi pelangi cuma merah kuning hijau di langit yang biru,” terang Adharta yang humoris ini. Adharta juga sangat senang anggota dan relawan Kill Covid ikut juga nonton bareng tutupnya.(Ring-o)

Comment