MediaSuaraMabes, Tilatang Kamang Agam – Dampak dan permasalahan sampah menjadi momok dan isu sentral yang butuh perhatian serius dari semua pihak menyelesaikannya baik secara lokal, nasional bahkan universal, sebagai bentuk keresahan dan keprihatinan Jorong Patangahan turun langsung ke lapangan termasuk walinagari Koto Tangah Kecamatan Tilatang Kamang kabupaten Agam pada Sabtu pagi (20/04/24).
Sejumlah warga bersama wali Jorong Patangahan, termasuk Walinagari turun membersihkan selokan yang tersumbat , memungut sampah yang berserakan di lahan sawah, jalan disertai bau busuk yang berlokasi di Simpang Empat Sungai Tuak sebagai bentuk kepedulian dan rasa keprihatinan.
“kita sangat sedih dan prihatin dengan ulah perbuatan sejumlah warga yang kurang memiliki kesadaran dengan membuang sampah sembarang,” ucap walinagari Koto tangah,AG Dt Maruhun Basa dengan prihatin.
AG Dt Maruhun Basa juga menuturkan, Secara kelembagaan kita sudah menyurati bahkan datang langsung ke rumah untuk melakukan sosialisasi dan edukasi mengenai pentingnya mengelolah sampah serta dampaknya bagi lingkungan.
Selanjutnya, bahkan sejumlah Jorong yang ada di sekitar lingkungan ini turun langsung mendatangi warga dan ikut memberikan dukungan dengan menandatangani surat kesepakatan bersama warga sebagai bentuk komitmen.
Wali Nagari berasumsi sejumlah sampah yang menutupi selokan adalah sampah baru sambil menunjuk ke arah kulit durian, dan tumpukan sampah lainnya berada didepan walinagari.
Warga yang ikut membantu membenarkan sambil menggerutu ” Tidak mungkin sampah tersebut di buang oleh orang di luar daerah atau Bukittinggi karena sampahnya masih terlihat baru dan segar.” Ucap seorang warga dengan nada kesal.
Warga lainnya Juga bersumpah serapah “Kalamak di paruiknyo” lahan dan tanaman padi warga diterjang air, meluap ke badan jalan dan pemukiman warga serta mengganggu akses bagi anak sekolah dan aktifitas lainnya tidak dipikirkannya.
Pengurus rumah ibadah sangat menyayangkan perilaku warga yang seenaknya membuang dan menumpukkan sampah di Simpang Empat, Ia mengharapkan masyarakat punya kesadaran pentingnya kebersihan lingkungan.
Seorang ibu rumah tangga yang kebetulan mengantarkan anaknya ke sekolah merasa kesal ketika melewati air yang meluap di badan jalan .” Aia aa ko, hujan seh indak labek semalam”.
“Apapun aturan yang dibuat kalau tidak ada kerjasama dan sangsi berupa teguran, denda, dan sangsi lainnya percuma saja,” ucap seorang tokoh.
Sementara pemilik sawah yang baru ditanam 20 hari yang terendam terlihat pasrah dan kecewa menerima keadaan.
Terlihat selokan sekunder sepanjang jalan dari Simpang empat sungai tuak menuju pasar pekan kamih dipenuhi tumpukan sampah dan lumpur yang sudah berbulan bulan.
Kejadian ini selalu berulang ulang sehingga merugikan warga secara moril dan.materil, dan warga menggunakan peralatan seadanya seperti sebatang bambu dan cangkul.
(Faisal Koto/Yaman)

Redaksi Media Suara Mabes (MSM) sebagai editor Publisher Website
Comment