Mahasiswa Pertanyakan Mahalnya Biaya Perkulihan di Uswim Nabire

 SuaraMabes, Nabire – Mahasiswa Universitas Satya Wiyata Mandala Nabire (Uswim) mempertanyakan  Mahalnya biaya Perkuliahhan di kampus Uswim Nabire.

Koordinator Demo Petrus Degey menjelaskan, aksi demo ini dilakukan, karena mahasiswa tidak menerima dengan keputusan Rektorat yang menaikan biaya perkuliahan yang awalnya Rp.2500,000 menjadi 3850,000, tanpa ada kordinasi yang jelas dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Uswim Nabire.

Oleh sebab itu, tegasnya, mahasiswa meminta Rektor dan pengurus kampus  dapat melihat hal ini. Apalagi kita berada pada masa pandemi Covid-19 perkuliahhan ini tidak berjalan maksimal dan terkadang jarang juga ada dosen yang mengajar.

“Oleh sebab itu kami meminta agar Pihak kampus dapat, membuat kebijakan yang tidak memberatkan kami mahasiswa, dan orang tua kami, yang nota bene, adalah Petani, serta buruh kasar lain”,” tutur Petrus Degey ketika ditemui awak media dalam aksi demo pada Senin (3/5/2021).

Menanggapi aksi demo yang dilakukan sekelompok orang yang mengatasnamakan diri sebagai mahasiswa Universitas Satya Wiyata Mandala (Uswim) Nabire, Rektor Uswim, Drs. Petrus I Suripatty, M.Si., mengatakan bahwa pihak rektorat tidak pernah menaikan uang kuliah, justru yang dilakukan adalah memberikan keringanan pembayaran kepada mahasiswa dengan cara menyicilnya sebanyak empat kali.

“Sampai sejauh ini kami tidak pernah menaikan uang kuliah, justru kami memberikan keringanan pembayaran kepada mahasiswa dengan cara menyicilnya sebanyak empat kali,” ungkap Suripatty.

Dijelaskannya bahwa sejak dari beberapa tahun lalu, biaya kuliah di kampus Uswim tetap dan tidak pernah naik. Suripatty mengatakan justru pihak rektorat memberikan kemudahan kepada mahasiswa dengan tidak memaksa membayar sekaligus, tetapi mencicil sebanyak 4 kali.

“Sekali lagi kami tegaskan tidak ada kenaikan dan penurunan uang kuliah. Jika kalian mau menuntut biaya ini turun lagi, lantas siapa yang mau mengajar kalian? Siapa yang mau bekerja di kampus ini?” tegas Suripatty di depan pengunjuk rasa.

Baca Juga :  Gabungan Relawan Bersatu Jepara, Siap Siagakan Seluruh Anggotanya Dibeberapa Lokasi Wisata

Ketika dikonfirmasi usai menemui para pengunjuk rasa, Suripatty menegaskan kepada beberapa awak media bahwa aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh beberapa orang yang mengaku mahasiswa Uswim tersebut hanyalah dampak dari kejadian beberapa hari kemarin, dimana terdapat salah satu mahasiswa yang kedapatan mengambil uang dari kawan-kawannya dan mengaku membayar ke bank dengan membuat tanda validasi palsu.

“Unjuk rasa tersebut hanya ingin mengalihkan isu saja. Beberapa hari lalu kan kami mendapati oknum mahasiswa yang membuat validasi bank palsu. Ada 62 Mahasiswa yang uangnya diambil dan dibuat validasi palsu. Logika sederhana saja, kenapa baru sekarang tuntut penurunan uang kuliah? Biaya kuliah ini kan sudah berjalan bertahun-tahun? Jadi, jangan alihkan isu hanya untuk menutupi hal yang salah,” ucap orang nomor satu di Kampus Uswim tersebut.

Bahkan beberapa hari sebelum unjuk rasa terjadi, Suripaty mengaku bahwa dirinya juga mendapatkan pesan via Whatsapp yang berisi tentang ajakan kepada mahasiswa untuk melakukan aksi demo dengan dalil yang sengaja dibuat-buat.

“Ya, sebelum unjuk rasa hari ini kami sudah menerima pesan singkat yang isinya mengajak semua mahasiswa Uswim dari semester 1 sampai semester 9 untuk melakukan demo. Karena kata mereka dalam pesan itu pihak Rektorat menaikan uang semester. Padahal kenyataannya kami tidak pernah menaikan biaya kuliah. Dari dulu tetap begitu saja. Justru kami memahami kekurangan mahasiswa kami, sehingga memberikan keringanan pembayaran dengan 4 kali mencicil,” tutup Suripatty. (tim)

Comment