KRI Nanggala-402 Tenggelam, Mulyanto Desak Pemerintah Modernisasi Alutsista

SuaraMabes, Jakarta -Insiden karamnya Kapal Selam KRI Nanggala 402 sepatutnya mendorong pemerintah melakukan modernisasi alat utama sistem pertahanan (alutsista).

Oleh karenanya, pemerintah perlu mengoptimalkan peran dan fungsi Kemenristek dan BUMN Pertahanan untuk mendukung program modernisasi alutsista tersebut.

Meskipun hasil investigasi komprehensif karamnya KRI Nanggala 402 belum keluar, namun fakta obyektif menunjukan kemampuan alutsista Indonesia jauh tertinggal.

Baik secara jumlah maupun kualitas. Banyak alutsista yang ada sekarang berumur melebihi dari jangka waktu efektif penggunaan yang ditentukan.

Demikian dikatakan anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto, dalam keterangan tertulisnya kepada para awak media, Rabu (28/4/202).

Untuk itu, Mulyanto mendorong Menristek, sebagai anggota Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), menginisiasi perumusan ulang kebijakan pengembangan industri pertahanan nasional.

Menurut Mulyanto, hal ini perlu dilakukan dalam rangka memperbaharui alutsista nasional agar memenuhi batas minimum kemampuan (minimum essential force atau MEF).

“Hasil produksi industri pertahanan kita, baik Pindad maupun PAL tidak kalah dengan produk impor. Bahkan kerap kali produk Pindad menjadi juara dalam berbagai perlombaan penggunaan senjata.

Artinya, lanjut Mulyanto, kualitas produk industri Hankam Indonesia sudah sangat baik.

“Yang dibutuhkan adalah political will dan dukungan kebijakan Pemerintah, agar ‘jam terbang’ produksi industri Hankam tersebut semakin tinggi, sehingga semakin menghasilkan produk inovasi hankam yang berdaya saing tinggi,” ujar Wakil Ketua F-PKS DPR RI ini.

Mulyanto menambahkan, hasil riset dan pengembangan Hankam, baik yang dilakukan oleh lembaga riset maupun oleh industri Hankam perlu didorong untuk disempurnakan dan diproduksi secara domestik.

“Pelaksanaannya tentu saja pada saat keuangan negara sudah membaik. Masak semangatnya kalah dengan jama’ah Masjid Jogokaryan, Yogyakarta,” imbuh Mulyanto

Mulyanto berharap, ke depan melalui review kebijakan industri pertahanan nasional secara seksama, dapat didorong kebijakan anggaran yang kondusif untuk produksi alutsista nasional secara domestik tersebut.

Baca Juga :  Polisi Rangkul Tokoh Agama dan Masyarakat Cegah Bentrok Susulan di Sorong

“Saya berharap ke depan melalui review kebijakan industri pertahanan nasional secara seksama, dapat didorong kebijakan anggaran yang kondusif untuk produksi alutsista nasional secara domestik tersebut,” tutup Mulyanto.

Untuk diketahui Nanggala 402 adalah kapal selam bermotor diesel-listrik tipe U-209 buatan Jerman, yang berusia mencapai 44 tahun. Padahal normalnya operasi kapal selam hanya sampai usia 25-30 tahun. Karenanya memerlukan perawatan yang intensif.

Alutsista lain diperkirakan memiliki usia dan model perawatan yang serupa. Karena itu pertimbangan untuk mereview kebijakan alutsista dan industri pertahanan nasional menjadi penting untuk dilakukan dalam rangka membangun sistem pertahanan dan keamanan nasional yang tangguh.

Diberitakan sebelumnya, KRI Nanggala-402 dinyatakan hilang pada Rabu (22/4/2021). Di dalam pencarian, ditemukan barang-barang yang diyakini milik Nanggala-402 di sekitar dua mil dari posisi KRI Nanggala-402 menyelam.

Konfirmasi tersebut berhasil dilakukan melalui pemindaian menggunakan multibeam sonar dan magnetometer serta remote operation vehicle (ROV) milik kapal Singapura MV Swift Rescue, yang diturunkan ke lokasi di kedalaman 830 meter di utara perairan Bali.

Melalui visualisasi dengan menggunakan kamera tersebut diperoleh citra bawah air yang lebih detail. Terlihat KRI Nanggala-402 terbelah menjadi 3 bagian. (ron)

Comment