Kepala Puskesmas Saitnihuta Humbahas dr. WikaTambunan Memukul Meja. Ini Katanya

SuaraMabes, Humbahas – Terkait beredarnya informasi adanya warga yang terkonfirmasi Covid-19 di Lumban Purba Desa Saitnihuta atas nama Melati Hutasoit (27) yang meninggal pada hari Minggu, (20/6/2021) lalu, menurut Radot Purba suami almarhum, akibat pembengkakan jantung, yang di terangkan di hadapan wartawan, penjabat Kepala Desa, warga setempat, dan juga Pemuda Batak Bersatu (PBB) kabupaten Humbang Hasundutan, pada hari Senin (28/6/2021).

Radot Purba yang didampingi orangtua almarhum dan disaksikan oleh Pejabat kepala desa Saitnihuta R.br.Hutasoit dan juga Pj Kades Lumban Purba T. Purba serta penduduk desa dan juga Pemuda Batak Bersatu (PBB ) Kabupaten Humbang Hasundutan ,Radot Purba menyampaikan kepada para wartawan Media Cetak maupun media elektronik , bahwa dirinya juga dinyatakan positif Covid-19 setelah hasil SWAB yang telah dikeluarkan oleh pihak RSUD Dolok Sanggul.

“Namun saya tidak terima begitu saja sehingga saya bersama keluarga  memutuskan untuk melakukan pemeriksaan (SWAB) DI RS HKBP Balige ternyata hasilnya negatif,” ujarnya.

Tidak hanya sampai disitu, usaha yang dilakukannya, Radot kembali berangkat ke RS Tingkat IV 01.07..01 (RS.Tentara) Pematang Siantar yang beralamat jalan Gunung Simanukmanuk no.6.

“Dari hasil pemeriksaan yang dikeluarkan oleh pihak RS.Tentara, dengan menggunakan alat RT-PCR (Polymerase Chain Reaction) hasilnya tetap  negatif,” katanya.

Ditambahkannya, di RS.Tentara dia menjalani pemeriksaan oleh dokter, dan langsung mengeluarkan hasil pemeriksaan dan hasil nya menyatakan bahwa beliau negatif dan ini buktinya sambil menunjukan bukti-bukti hasil pemeriksaan di dua rumah sakit yang berbeda.

Saat dipertanyakan wartawan kepada Radot dan juga keluarga, untuk tindakan selanjutnya, Radot berucap agar pihak RSUD Dolok Sanggul segera memberikan penjelasan dan pemulihan nama baiknya dan keluarga  kepada seluruh masyarakat , agar ia dan keluarganya tidak merasa terkucilkan ditengah tenggah masyarakat.

Baca Juga :  PWI Minta Rakyat Papua Jaga Keselamatan Wartawan

“Karena banyak masyarakat merasa ketakutan untuk membeli dagangannya dikarenakan namanya sudah tersebar terkena covid-19. Yang tentu usaha mereka akan berujung gulung tikar kalau begini jadinya,” ucapnya.

Jika seandainya permintaan itu tidak ditanggapi segera oleh pihak RSUD Dolok Sanggul, maka Radot dan keluarga akan membawa permasalahan ini keranah hukum. Sebagai bahan tambahan informasi, ujar Radot, bahwa pemeriksaan RT-PCR lebih akurat dari pada rapid test. Sesuai dengan penjelasan Kapus Saat Awak Media menyambangi Ruangnya.

Terkait beredarnya informasi adanya warga yang terkonfirmasi Covid-19, Kepala Puskesmas Saitnihuta dr. Wika Tambunan menyampaikan bahwa benar adanya warga Saitnihuta meninggal dunia, akibat terkonfirmasi Covid-19. Sesuai hasil pemeriksaan yang diterima pihak Puskesmas Saitnihuta dari RSUD Tarutung (Rumah Sakit Rujukan Covid-19).

Mengenai soal dirinya dikatakan Arogan dan sempat memukul meja dihadapan masyarakat, dr.Wika Tambunan kembali untuk membela diri dihadapan wartawan dan mengatakan bahwa saat itu warga yang datang semua berbicara untuk mempertanyakan masalah ini,

“Ssehingga saya sepontan memukul meja untuk upaya mendiamkan warga yang datang ke Puskesmas ini,” ungkapnya .

Kembali Wartawan mempertanya kan tentang RT-PCR RSUD Dolok Sanggul, dr.Wika menyampaikan bahwa alat itu sudah ada selama satu tahun di RSUD Dolok Sanggul, namun kenyataannya disaat Konferensi Pers yang dilaksanakan Pemkab Humbahas beberapa waktu yang lalu, perwakilan dari RSUD DS menyampaikan bahwa alat tersebut dalam keadaan rusak. ( FP ).

Comment