Karang Unarang dan Urgensi DOB Kota Sebatik

MediaSuaraMabes, NUNUKAN – Pangkalan Utama Angkatan Laut XIII (Lantamal) Tarakan menggelar dialog khusus dengan tema “Mercusuar Karang Unarang Simbol Kedaulatan NKRI” bertempat di jembatan pos Angkatan Laut (Posal) Sei Pancang, Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan pada Selasa 24/08/2021 lalu.

Narasumber dalam dialog tersebut antara lain Danlantamal XIII Tarakan Laksma TNI. Edi Krisna Mukti, Danlanal Nunukan Nunukan Letkol Laut (P) Nonot Eko Prianto dan tokoh masyarakat Sebatik H.Herman Baco.

Dalam paparannya Danlamatal XIII Tarakan, Laksma TNI Edi Krisna Mukti mengulas keunikan pulau Sebatik yang wilayah laut dan daratnya berbatasan langsung dengan negara jiran Malaysia.

Dia menambahkan keunikan lain di Pulau Sebatik adalah adanya suar yang bernama suar Karang Unarang, yang menjadi titik dasar penarikan garis batas maritim Indonesia.

“Jadi tidak sembarang suar, itu titik referensi bagaimana kita menarik batas antara Republik Indonesia dengan Malaysia. Ini titik dasar nomor 037, ada Perpresnya Nomor 037 tahun 2008 tentang titik-titik koordinat geografis wilayah perbatasan Indonesia,” ujar Danlantamal dalam paparannya.

Menurutnya, suar titik dasar ini sebelumnya berada di pulau Bunyu namun untuk menjadi pendekat penarikan titik dasar maka dipindahkan ke Karang Unarang. Itu juga tertera dalam peta Inggris nomor 1852.

“Jadi bukan suatu akal-akalan kita, ini sesuai kaidah keilmuan dalam menarik garis batas pengukuran, dan ini sudah melalui kajian.

Edi menegaskan jika melihat dokumen peta Inggris kita akan mengetahui siapa yang dulu menguasai wilayah ini, apalagi kita memakai peta dokumen Belanda.

“Jika dari peta Inggris saja diakui, itu berarti karang Unarang milik kita,” tegas Danlantamal.

Seperti diketahui keberadaan Karang Unarang masih menjadi obyek sengketa antara Indonesia dan Malaysia.

Baca Juga :  Coffie Morning Lanal Nabire Bersama Insan Pers Memper'erat Tali Siraturahmi

Namun demikian sebagai bangsa yang bermartabat Indonesia tetap menghargai negara Jiran tersebut dan bermaksud melakukan perundingan yang baik untuk menjaga keharmonisan kedua bernegara.

“Kita harus menyelesaikan dengan Malaysia, memang kadang dilapangan terkesan ribut tapi itu adalah ekses saja, kayak main bola, sebenarnya main jegal, tapi selesai saling peluk-pelukan juga kan bahkan tukar-tukaran jersey dan pelukan mesra,” ujarnya.

Sementara itu Danlanal Nunukan, Letkol Laut (P) Nonot Eko Prianto, menceritakan sejarah pembangunan Posal Sei Pancang dan awal mula sengketa blok Ambalat atau Karang Unarang.

Nonot mengatakan Posal Sei Pancang dulunya hanya terbuat dari bahan kayu termasuk akses jembatan menuju pos juga terbuat dari bahan yang sama.

“Tapi Alhamdulilah sejak pemeritahan Presiden SBY dan lanjut di Pemerintahan Presiden Jokowi, secara bertahap Posal Sei Pancang mendapat perhatian khusus sehingga dibangun sampai dengan kondisi yang sangat memadai seperti sekarang ini” jelas Danlanal.

Selanjutnya isu blok Ambalat atau Karang Unarang pertama kali mencuat pada tahun 2005 silam.

Saat itu banyak yang mengira Ambalat merupakan sebuah pulau akibatnya ketika isu sengketa mencuat semangat nasionalisme bangsa Indonesia seakan terpanggil untuk mempertahankan wilayah kedaualatannya.

“Seperti di Jawa saat itu berbagai perguruan silat, berbagai orang kebal bersama-sama dengan semangat luar biasa membela ambalat karena mengira sebuah pulau, padahal itu sebuah blok yang berada di dasar laut, kita menyebutnya Blok Ambalat sementara Malaysia menyebutnya ND 26 dan ND 27, itu perbedaannya padahal barangnya satu,” jelasnya.

Danlanal juga menceritakan manuver yang dilakukan oleh aparat Malaysia sebagai upaya menggagalkan pembangunan suar Karang Unarang tahap pertama pada tahun 2005 lalu.

“Kapal-kapal mereka mendekat dengan kecepatan tinggi sehinga ombaknya menghalangi pekerja-pekerja kita untuk membangun suar itu. Dan upaya tersebut sebagai bentuk tindakan “cubit mencubitlah” sebagai negara serumpun. Namun untuk pembangunan Suar Karang Unarang Tahap II beberapa waktu lalu hal itu tidak lagi dilakukan” katanya.

Baca Juga :  Penuh Antusias Warga Tidore Datangi Pengobatan Gratis dan Stand Pameran TNI AL Dalam Rangka Hari Nusantara 2023

Berbeda dengan dua narasumber sebelumnya, H.Herman Baco memaparkan kondisi Sebatik dari masa ke masa sejak tahun 1979 dimana dia bersama orang tua dan saudara-saudaranya pertama kali menginjakkan kakinya di wilayah perbatasan tersebut.

Menurut pengusaha yang akrab di sapa H Andeng ini saat itu kondisi Sebatik sebagai wilayah NKRI sangat memprihatinkan.

“Yang ada hanya produk Malaysia bahkan mata uang yang beredar juga uang Malaysia” kenangnya.

Kondisi tersebut karena akses transportasi ke luar daerah seperti Kota Tarakan masih sulit dijangkau.

Namun demikian semuanya mulai berubah, perlahan-lahan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia mulai tumbuh sejak prajurit-prajurit TNI ditempatkan di Pulau Sebatik.

“Sejak 2005 sudah banyak pasukan-pasukan yang hadir di Sebatik khususnya TNI AL yang menjaga perbatasan laut Indonesia” ujarnya.

Dia juga mengapresiasi kerja keras TNI AL selama ini, sehingga Bendera Merah Putih bisa terus berkibar di karang unarang.

Terlebih dengan perayaan HUT ke 76 RI yang digelar di Karang Unarang merupakan moment bersejarah yang layak mendapatkan apresiasi dari segenap masyarakat Sebatik.

“Masyarakat bisa tahu bahwa Karang Unarang itu mutlak milik kita, jadi masyarakat bisa memanfaatkan wilayah tersebut untuk menjalankan aktivitas usaha perikanan disana” katanya.

Memanfaatkan momentum dialog tersebut, H. Herman berharap kepada Presiden Jokowi agar memprioritaskan Pulau Sebatik untuk dijadikan Daerah Otonom Baru (DOB) Kota Sebatik.

Segala persyaratan untuk usulan DOB Kota Sebatik telah dipenuhi dan diajukan sejak tahun 2014.

“Karena dengan terbentuknya Kota Sebatik, akses layanan bisa lebih cepat dan efektif serta semakin meningkatkan rasa nasionalisme warga Sebatik untuk selalu bersama-sama TNI dan komponen lainnya dalam menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI” harapnya.

Syafaruddin/Biro Nunukan

Baca Juga :  PASCALIBUR BERSAMA IDUL FITRI 1442 H LANTAMAL IV LAKSANAKAN RAPID TEST ANTIGEN

Comment