MediaSuaraMabes, Jakarta – Indonesia vs Australia Jika ramalan perang Nostradamus terbukti, apakah kekuatan militer dua negara ini seimbang?
Akun YouTube Fakta Populer mengunggah video berjudul Sengketa Pulau Pasir, Milik Siapa? Adu Kekuatan Militer TNI Indonesia Vs Australia yang Sedang Panas pada 29 Oktober 2022.
Dalam tayangan tersebut, dibahas terkait sengketa antara Indonesia vs Australia dalam perebutan Pulau Pasir atau Ashmore Reef di Laut Hindia.
Nostradamus dalam ramalan perang Seperti diketahui ditulis menyebutkan sengketa Indonesia vs Australia disebabkan sengketa di Laut Hindia.
“Polemik akan kepemilikan Pulau Pasir antara Australia dan Indonesia hingga saat ini masih memanas. Sengketa ini memang sudah mengakar sejak lama dan kembali mencuat lantaran masyarakat adat Laut Timor mengancam mengajukan gugatan jika Australia tak angkat kaki dari pulau itu,” tulis akun Fakta Populer.
Akun tersebut juga membandingkan kekuatan militer antara kedua negara. Mulai dari anggaran, personel, serta alutsista atau persenjataan. Ada perbedaan besar anggaran militer dua negara ini.
“Dalam APBN Indonesia tahun 2022, pemerintah mengalokasikan untuk Kementerian Pertahanan sebesar Rp133,41 triliun. Alokasi untuk modernisasi alutsista, non-alutsista dan sarana-prasarana pertahanan Rp 45,49 triliun,” sebut akun Fakta Populer.
Dalam RAPBN tahun 2023, angka untuk Kementerian Pertahanan justru berkurang menjadi Rp131,93 triliun. Program modernisasi hanya dikucuri dana Rp 35,88 triliun.
Sementara anggaran yang dimiliki Australia, 44,62 miliar dolar US atau setara sekitar Rp701,54 triliun atau enam kali lipat anggaran Indonesia.
Dari sisi jumlah personel, penduduk Indonesia saat ini lebih dari 275 juta. Jumlah personel tentara yang aktif 400ribu orang dan cadangan juga 400ribu orang.
“Untuk Australia, jumlah penduduk sekitar 25juta, personel aktif 59ribu dan cadangan 20ribu. Dari sisi ini Indonesia unggul di atas Australia. Jumlah personel militer itulah yang sangat penting. Pasalnya personel menjadi garda terdepan,” urainya.
Unggahan ini pun mendapat beragam komentar dari warganet. Ada yang pesimis, tetapi ada juga yang yakin bahwa Indonesia akan menang.
“Sniper TNI jauh lebih unggul dr Australia dan peralatan sdh cukup memadai utk membendung kekuatan mereka bahkan secara gerilya TNI lebih unggul dlm strategi. Australia memggertak Indonesia tak mundur asal jgn cengeng lalu bawa-bawa pasukan Inggris dan AS utk mendukung mereka. TNI dan rakyat bersatu utk mempertahankan wilayah yg menjadi kedaulatannya,” tulis akun Pranoto.
“Udah gak sabar lihat Tentara Indonesia ganyang Australia. Walaupun Amerika di blakang Australia dan itu hanya kepentingan politik Amerika saja tidak akan benar tulus membantu Australia. Dan ingat Indonesia punya Rusia yang benar2 tulus membantu Indonesia sebagai negara sahabat,” tulis akun Ajus.
“Jangan lupa Indonesia mempunyai pengalaman berperang dan warganya tanpa disuruh wajib militerpun akan dengan suka rela bergabung dengan TNI untuk mempertahankan NKRI,” tulis akun Lazuardi.
Seperti diberitakan, Nostradamus membuat ramalan perang Indonesia vs Australia pada tahun 2037 mendatang. Dalam sebuah buku berjudul Les Propheties, Nostradamus menuliskan ramalan perang Indonesia vs Australia. Buku ini ia terbitkan di tahun 1555.
Beberapa waktu terakhir, beberapa tulisan Nostradamus itu terbukti. Misalnya momen meninggalnya Ratu Elizabeth II di tahun 2022. Dalam salah satu ramalannya, ia menyebutkan sebuah perang dahsyat yang akan terjadi antara Indonesia vs Australia.
Pada buku tersebut, tertera dalam daftar isi sebuah bab berjudul “Perang Indonesia vs Australia”.
“Australia bakal menyerang negara yang ada pelabuhan, jembatan, dan tugu peringatan,” demikian kutipan ramalan perang Nostradamus.
Menurut Nostradamus, penyebabnya adalah perebutan Laut Hindia.
“Indonesia vs Australia berebut supremasi di Laut Hindia. Perselisihan semakin membesar hingga menjadi konflik bersenjata yang diikuti perang besar,” sebutnya dalam penjelasan.
Hasil perang Indonesia vs Australia, menurut terawangan Nostradamus, sepertinya Indonesia kalah. (Red)
Redaksi Media Suara Mabes (MSM) sebagai editor Publisher Website
Comment