Gandrung Kembang Menur dari Polresta Banyuwangi Akan Tampil di Malam Puncak Harmoni Gemilang Nusantara Jawa Timur 2022

MediaSuaraMabes, Banyuwangi – Setelah masuk menjadi salah satu perwakilan yang akan tampil dalam malam puncak Harmoni Gemilang Nusantara Jawa Timur dari Polresta Banyuwangi terus melaksanakan latihan.

Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol Deddy Foury Millewa melalui Kasi Humas Iptu Moch. Agus Winarno mengatakan, ada 7 orang perwakilan dari Polresta Banyuwangi yang akan ikut tampil pada malam puncak Harmoni Gemilang Nusantara Jawa Timur 2022 yaitu 5 (lima) orang penari dan 2 (dua) orang model.

Ketujuh orang ini nanti akan tampil pada malam puncak pertunjukan Kolosal Harmoni Gemilang Nusantara pada pada hari Senin 15 Agustus 2022 mendatang di Ballroom Grand City Surabaya yang digelar oleh Polda Jatim.

“Para talent perwakilan Polresta Banyuwangi sebelumnya menampilkan tarian Gandrung Kembang Menur yang sudah dua kali tampil di istana negara RI,” kata Iptu Agus, Sabtu (13/8/22). Namun menurut Kasi Humas para telent akan bergabung dengan 450 talent lainnya dalam pagelaran sendratari kolosal dengan mendapatkan segmen gunungan.

Meskipun malam puncak Harmoni Nusantara masih akan digelar pada Senin 15 Agustus 2022 mendatang di Ballroom Grand City Surabaya, para talent sejak Selasa kemarin antusias dalam berlatih bersama talent dari Polres lainnya.

“Kami ingin bisa tampil maksimal dalam pentas Kolosal Harmoni Gemilang Nusantara yang digelar Polda Jatim nanti,” ujar Iptu Agus.

Seperti diberitakan sebelumnya, Polda Jawa Timur telah menggelar penjurian live kegiatan ini pada tanggal 30 hingga 31 Juli 2022 lalu di Gedung Mahameru Polda Jatim.

Perwakilan Polresta Banyuwamgi pada waktu itu membawakan tarian Jejer Gandrung Kembang Menur. Tari Gandrung merupakan salah satu kesenian dari Kabupaten Banyuwangi. Kata Gandrung berasal dari Bahasa Jawa yang berarti suka, cinta, dan pesona.

Baca Juga :  Abaikan Aturan, Pelaksana Proyek Rp 146, 9 Milyar Juga Dikeluhkan Warga

“Tari Gandrung memiliki filosofi yang relevan dengan kehidupan sehari-hari, di antaranya adalah manusia dan keindahan, manusia dan tanggung jawab, manusia dan pandangan hidup, serta manusia dan harapan,” papar Kasihumas.

Lebih lanjut Iptu Agus menyampaikan bahwa gandrung bukanlah sekadar kesenian tari, hiburan atau menyambut tamu, Gandrung juga merupakan ikon Banyuwangi sebagai sarana pementasan rakyat, hingga instrumen perjuangan mengusir penjajah.

“Penari Gandrung adalah sosok yang kuat, berani, dan mempesona. Tari Gandrung juga bukan sekadar tontonan, tapi juga jadi tuntunan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya bagi masyarakat Osing dan umumnya bagi masyarakat Banyuwangi,” lanjut Iptu Agus.

Gandrung memiliki empat unsur warna, yakni Hitam yang melambangkan kekuatan dan kewibawaan, Putih mewakili kesederhanaan dan kerendahan hati, Merah yang berarti keberanian, dan Emas yang merepresentasikan kemewahan, pesona, serta kecantikan.

(Humas Polrersta Banyuwangi/Yanto )

Comment