Diskusi Forum Ormas Jabar Bersama Beberapa Nara Sumber Dengan Tema, Memformat Kembali Arah Pembangunan di Jabar

MediaSuaraMabes, Bandung – Diskusi dilaksanakan forum ormas (Formas) Jawa Barat bersama para ketua umum LSM dan Ormas Jawa barat dan para media, serta menghadirkan beberapa nara sumber.

Diskusi tersebut berlangsung di sekretariat formas Jabar Jalan Sumedang No.4 Bandung, yang dikemas dalam sebuah tajuk ” Focus Group Discusion (FGD)”, Senin (16/01/2023).

Hendra Mulyana SH, selaku koordinator Formas Jabar mengatakan, Pelaksanakan Kegiatan FGD mengambil tema “Gagasan Memformat Kembali Arah Pembangunan Jabar”.

Sementara itu para nara sumber sebagai pemateri dalam diskusi tersebut diantaranya, Yusup Maulana, Nandang Noor, Cakra, dr. Wiliam dan Ebet Nugraha dari rumah gagasan Bandung.

Pemaparan pertama yang disampaikan Yusuf Maulana (Uceu) dengan penyampaian materi tentang, Pengenalan bencana serta potensi bencana di Jawa Barat dan Kota Bandung yang meliputi bencana alam dan bencana non alam termasuk bencana sosial dan bencana akibat kegagalan teknologi.

Secara khusus kang Uceu menyampaikan potensi bencana gempa bumi yang diakibatkan oleh pergeseran lempeng tektonik dan sesar. Lebih detail, Uceu menyampaikan beberapa sesar yang masih aktif di Jawa Barat, termasuk sesar Lembang yang tetap harus diwaspadai.

Kemudian pemaparan kedua yang disampaikan Nandang Noor RH dengan materi tentang, Tantangan Manajemen Bencana dalam Pembangunan di Kota Bandung, baik dari sisi kebijakan yang sudah menjadi dokumen peraturan daerah (Perda) serta pelaksanaan peraturan tersebut.

Perda tersebut diantaranya adalah, – Perda Kota Bandung Nomor 14 Tahun 2018, Tentang bangunan gedung.
– Perda Kota Bandung Nomor 3 Tahun 2019 Tentang Rencana Pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) Tahun 2018-2023. – Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 3 Tahun 2022 Tentang Pencegahan, Penanggulangan bahaya kebakaran dan bencana.

Nandang juga mengingatkan terkait harus adanya dokumen-dokumen pendukung ditiap Kota dan Kabupaten di Jawa Barat untuk memberikan jaminan bahwa Pemerintah serius melakukan proteksi kepada masyarakatnya dari semua ancaman bencana.

Baca Juga :  DANRAMIL 0607-12/PARUNG KUDA SOSIALISASIKAN PENERIMAAN TNI- AD KEPADA SANTRI

Adapun dokumen tersebut diantaranya adalah dokumen kajian risiko bencana, dokumen rencana penanggulangan bencana, dokumen rencana kontijensi dan dokumen-dokumen lainnya yang terkait agar Pemerintah dan unsur lain yang terkait bisa memetakan lebih jauh terkait peran-peran yang harus dilakukan semua pihak dari mulai pra, saat dan pasca bencana.

Nandang pun sempat menyebutkan bahwa perlu adanya keterbukaan dari Pemerintah Kota Bandung, khususnya Dinas yang menangani urusan kebencanaan yakni Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung untuk membuka diri terhadap partisipasi masyarakat yang akan membantu dalam urusan penanggulangan bencana.

Dan untuk pemaparan ketiga yang disampaikan Cakra dengan materi, Pencegahan penanggulangan kebakaran yang berbasis pada analisis risiko bahaya kebakaran dan penanggulangan bencana.

Sebagai gambaran umum Kesiapsiagaan risiko bahaya kebakaran dan penanggulangan bencana di Jawa Barat, Tantangan manajemen kebakaran, Structural building terhadap potensi risiko kebakaran, Gempa dan blast resistance (Ledakan).

Cakra menyebut, Pembangunan di Jawa Barat, khususnya di Kota Bandung harus mempertimbangan risiko bencana yang sesuai dengan ancamannya, dimulai dari tahap perencanaan (kalkulasi dan verifikasi teknis) sebelum menyusun kerangka acuan kerja sebagai bahan untuk menyusun dokumen pengadaan dan diawasi sesuai dengan spesifikasi yang sudah sesuai dengan dokumen perencanaan dengan tidak melupakan bahwa setiap rencana pembangunan itu harus ada jaminan periode penggunaan pelayanan (Service Life).

Bandung memiliki banyak bangunan bersejarah yang bukan hanya dimiliki dan dikelola oleh Pemkot Bandung, akan tetapi juga memiliki beberapa bangunan bersejarah dunia.

Dalam diskusi yang berlangsung, terungkap bahwa sinergi Pentahelix belum dapat berjalan dengan baik. Sinergi, Kolaborasi dan Partisipasi masyarakat yang positif agar dapat dibuka seluas-luasnya oleh Pemerintah Daerah.

Menambahkan paparan dari ketiga pemateri, tim RGB yang lainnya seperti dr.Wiliam dan Ebet Nugraha, mengingatkan adanya beberapa potensi ledakan yang diakibatkan penataan fasilitas yang tidak tepat seperti Laboratorium Nuklir berdekatan dengan SPBU dan sejenisnya.

Baca Juga :  Bupati Pesisir Barat Mediasi Petani Kelapa Sawit Plasma Dengan PT Karya Canggih

Dan ancaman itu terdapat di Kota Bandung, Begitupun pentingnya melakukan penguatan kapasitas masyarakat agar mereka bisa melakukan penyelamatan diri secara mandiri.

Selama diskusi berlangsung, ada beberapa masukan dan pertanyaan peserta yang bisa disimpulkan sebagai berikut :

Peserta mengusulkan bahwa kegiatan diskusi ini harus dilakukan secara terus menerus, termasuk upaya mengingatkan pihak pemerintah terkait ancaman-ancaman bencana yang mungkin terjadi dengan cara memviralkan konten-konten ancaman melalui media sosial.

Pihak forum ormas Jabar berencana akan melakukan audiensi kepada DPRD Jawa Barat terkait isu-isu ancaman bencana di Jawa Barat yang harus mendapatkan perhatian semua pihak.

Selain itu, Media harus menjadi corong terbaik dalam melakukan advokasi dan kampanye penyadaran semua pihak tentang pentingnya kesiap siagaan menghadapi bencana.

(cfr/frn).

Comment