Debus Kesenian Asli Banten, Yang Digelar di Yayasan Pendidikan Al-Hikmah, Pimpinan Abah Edi, Cisoka.

MediaSuaraMabes, Banten — Debus selama ini dikenal sebagai kesenian asli Banten, sejak awal abad ke-16. Tepatnya di masa pemerintahan Maulana Hasanuddin dari Banten (1532 -1570). Pada awalnya Debus berfungsi sebagai sarana untuk menyebarkan ajaran agama Islam. Kesenian tradisional ini terus berkembang. Pada zaman Ageng Tirtayasa dari Banten (1651-1692), Debus dijadikan sebagai alat untuk memberikan semangat juang rakyat Banten melawan penjajah Belanda.

Dalam perkembangannya Debus mengalami pasang surut, bahkan pernah menghilang, pada saat melemahnya Kasultanan Banten di bawah Sultan Rafiudin. Pada era 1960-an kesenian Debus muncul kembali hingga sekarang. Debus yang kini dikenal sebagai kesenian yang memperlihatkan kekuatan tubuh terhadap sentuhan senjata tajam atau benda keras ini terus berkembang di berbagai daerah di wilayah Banten. Minggu (3/10) lalu, kesenian Debus juga digelar di Yayasan Pendidikan Al-Hikmah, pimpinan Abah Edi, Cisoka.

Baca Juga ; Bupati Di Dampingi Wakil Bupati Pesibar Menghadiri Gebyar Seni Sastra Hahiwang Tahun 2021

Maksud digelarnya kesenian Debus dari Paguron Jalak Banten Nusantara ini dalam rangka menyambut Maulid Nabi Muhammad, dan mengenang para Guru Besar Al-Hikmah yakni KH. Abah Syaki Abdussukur bin KH. Sartawi, KH. Mama Amilin Aljabar dan KH. Abah Toha Sinlamba. Gelaran ini juga dimaksudkan agar kesenian Debus ini tidak punah tergilas kesenian modern.

Acara kesenian Debus dari Paguron Jalak Banten Nusantara ini antara lain dihadiri Panglima Komando R. Arya Banda, Sekum DPW TB Asep Saepudin SH, Abah Usman Kampak Pimpinan Debus Extim Aceh Abah Engkos, serta ahli supranatural Ketua DPD Tangerang Selatan Ustadz Soleh, Ketua DPD Tangerang, Ketua DPD Jakarta Barat Bang Raymon, Pangwil Jakarta Utara Abah Haji Dharma, dan Pangwil DPW Banten Bang Toyib Alfan SE.

Baca Juga :  Nihil Kegiatan, BMA Kabupaten Lebong Dipertanyakan Keberadaannya

( Dedi Supiandi )

Comment