BIOPORI DI SMAN 1 CIKEMBAR SEBAGAI APLIKASI DARI VISI DAN MISI

MediaSuaraMabes, Sukabumi — “Terwujudnya SMA Negeri 1 Cikembar sebagai Sekolah Mandiri, Cerdas, Religius, dan Berwawasan Lingkungan”.

Salah satu tujuan dari visi dan misi SMAN 1 Cikembar adalah menciptakan insan pendidikan agar menumbuh kembangkan sikap peduli dan berbudaya lingkungan hidup.

Untuk membantu sekolah mengintegrasikan nilai-nilai lingkungan hidup ke dalam proses pembelajaran, dan merangkul kepedulian untuk masa depan yang lebih hijau. Kami percaya bahwa semua orang harus memiliki tanggung jawab dalam melestarikan alam untuk membangkitkan generasi muda yang mencintai lingkungan.

Sekolah berbasis lingkungan adalah sekolah yang menerapkan nilai cinta dan peduli lingkungan pada sekolahnya serta mewujudkan warga sekolah bertanggung jawab terhadap lingkungan. Sekolah menjadi tempat yang baik dan ideal, di mana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan menuju cita-cita pembangunan.

Ada beberapa cara untuk mewujudkan sekolah berbasis lingkungan tersebut. Pertama, partisipatif yaitu warga sekolah ikut mewujudkan sekolah ramah lingkungan. Tanpa adanya partisipatif dari seluruh warga sekolah, tujuan untuk mewujudkan sekolah ramah lingkungan tidak akan tercapai. Kedua, berkelanjutan yaitu pembangunan yang berkelanjutan untuk mewujudkan sekolah yang berbasis lingkungan.

Tidak hanya pembangunan pada saat itu saja tetapi terus berlanjut untuk ke depannya.

Lingkungan yang sehat;
Fisik bangunan yang indah, bersih, aman, dan nyaman dan menyediakan fasilitas pembelajaran yang memadai;

Lingkungan yang ramah dan bersahabat, baik gurunya, siswanya, maupun pegawai yang lainnya.

Dalam wujud nyata SMAN 1 Cikembar menerapkan biopori sebagai bagian dari perwujudan sekolah ramah lingkungan diawali tahun 2016 sampai sekarang.

Lubang biopori berjumlah 80 lubang berdiameter 30 cm kedalaman 1,2 m dengan jarak perlubang 2,5 meter dan 8 buah bunker air resapan ukuran 2X3 meter kedalaman 2 meter tertutup. Lubang biopori di SMAN 1 Cikembar ditempatkan pada jalur parit pembuangan.

Baca Juga :  Apresiasi Kinerja Polri Dalam Ungkap Kasus Mafia Tanah

Manfaat yang dirasakan setelah melaksanakan biopori adalah naiknya kembali volume air sumur tanah yang biasanya sedikit sekarang berlimpah.

Biopori memang belum banyak yang mengenalnya, namun akhir-akhir ini tidak sedikit juga yang mulai meliriknya. Ya…biopori atau lubang resapan biopori lengkapnya.

Ditinjau dari asal katanya, biopori terdiri atas dua kata, yaitu bio yang berarti hidup dan pori yang berarti pori-pori yang bermanfaat.

Lubang resapan biopori adalah metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi genangan air dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah. Metode ini dicetuskan oleh Dr. Kamir R Brata salah satu peneliti dari Institut Pertanian Bogor

Peningkatan daya resap air pada tanah dilakukan dengan membuat lubang pada tanah dan menimbunnya dengan sampah organik untuk menghasilkan kompos. Sampah organik yang ditimbunkan pada lubang ini kemudian dapat menghidupi fauna tanah seperti cacing, semut, rayap serta perakaran tanaman, yang seterusnya mampu menciptakan pori-pori di dalam tanah yang berbentuk liang (terowongan kecil).

Biopori memiliki segudang manfaat secara ekologi dan lingkungan, yaitu memperluas bidang penyerapan air sehingga mengurangi genangan air (waterlogging), sebagai penanganan limbah organik untuk dibuat kompos, dan meningkatkan kesehatan tanah. Selain itu, biopori juga bermanfaat secara arsitektur lansekap karena telah digunakan sebagai pelengkap taman yang menerapkan konsep rumah hijau. Biopori kini menjadi pelengkap penerapan kebijakan luas minimum Ruang Terbuka Hijau (RTH) di perkotaan.

Namun menurut penelitian oleh LIPI, biopori tidak mampu mencegah banjir, namun efektif dalam menangani genangan air. Dengan dimensi pori-pori yang kecil, maka laju penyerapan air dikatakan relatif lebih lambat dibandingkan dengan debit aliran air ketika terjadi banjir bandang yang seharusnya menjadi fokus dari biopori. Efektifitas dalam mengatasi genangan air tersebut diyakini juga dapat menangani jentik nyamuk pembawa penyakit.

Baca Juga :  Polres Buol Bantu Penginputan Data Manual Vaksinasi Ke Aplikasi P-Care DINKES

Penulis oleh : Iwan Ridwan. MP.d

Comment