Anak-anak Desa Betok Menjaga Cagar Alam Laut Kepulauan Karimata

MediaSuaraMabes, Ketapang – Kegiatan penyadartahuan lingkungan diadakan di Pulau Kepayang, Cagar Alam Laut Kepulauan Karimata, kepada masyarakat Dusun Betok pada tanggal 12 Juni 2022 lalu. Sebanyak 26 anak Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama mengikuti kegiatan ini untuk lebih memahami pentingnya menjaga keberadaan satwa dan tumbuhan alam.

Muhammad Muhlis Saputra, Community and Stakeholder Engagement Fauna & Flora International’s Indonesia Programme, yang merupakan mitra BKSDA Kalimantan Barat, mengatakan bahwa kegiatan penyadartahuan dilakukan melalui penyampaian materi tentang satwa dilindungi secara interaktif dengan metode permainan di luar kelas.

“Anak-anak di sini sudah mengenal nama beberapa jenis satwa dilindungi, seperti penyu hijau, penyu sisik, pari elang, pari kikir dan lainnya karena kedekatan mereka dengan alam dan seringnya melihat /berjumpa dengan satwa ini”, jelas Muhlis.

Muhlis menambahkan, kegiatan berupa mini riset dengan mencatat satwa yang dilihat dan mempresentasikan di depan teman-temannya dilakukan guna melatih dan meningkatkan kemampuan dalam mengamati satwa atau tumbuhan yang ada di sekitar mereka. Pengetahuan mereka semakin terasah untuk kemudian dapat dibagikan kepada orang terdekat mereka. Muhlis berharap, anak-anak ini nantinya dapat berperan serta dalam menjaga keberadaan Cagar Alam Karimata.

Kegiatan dilaksanakan selama dua jam, berisi permainan dan pengamatan satwa di sekitar Pantai Kepayang. Selama 20 menit mengamati satwa, anak-anak mampu mengidentifikasi 21 jenis satwa, seperti burung, lebah, belalang, kupu-kupu, ikan dan lainnya.

Menurut Rinto kepala Sekolah Dasar Negeri 03 Betok, Kepulauan Karimata, ia dan para guru di Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama menyambut positif adanya kegiatan ini. BKSDA KalBar, Tim Sahabat Peneliti Deskar (Destinasi Karimata) dan FFI’s IP telah mengenalkan satwa kepada anak-anak.

Baca Juga :  Rapat Paripurna DPRD, Bupati Sampaikan RAPBD Kabupaten Tanggamus Tahun Anggaran 2022 .

“Saya tadi melihat bagaimana para pendamping mengajarkan dan mengenalkan satwa yang dilindungi dan terancam punah. Semoga melalui kegiatan ini, ke depannya bisa terjaga dengan baik,” ukar Rinto.

Rinto menambahkan bahwa ia dan para guru telah mengajukan kurikulum muatan lokal untuk mengenalkan lingkungan. Melalui kurikulum ini semoga anak-anak dan orangtua lebih peduli akan lingkungan berbasis muatan lokal.

Sadtata Noor Adirahmanta, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Barat, menjelaskan bahwa kegiatan penyadartahuan lingkungan dan konservasi alam sangat penting dilakukan terutama pada kawasan konservasi yang sudah ada masyarakat tinggal di dalamnya.

“Masyarakat di dalam kawasan adalah bagian utuh dari ekosistem kawasan. Terjaga atau pun rusaknya keseimbangan ekosistem kawasan akan dirasakan langsung dampaknya oleh masyarakat tersebut. Untuk itu, masyarakat harus menjadi bagian tak terpisahkan dari pengelola kawasan. Saling mendukung dalam menjaga cagar alam dan satwa serta tumbuhan yang ada di dalamnya, di samping memanfaatkan sumber daya alam yang ada. Dan anak-anak akan menjadi frontliner ke depannya agar keanekearagaman hayati dapat dijaga”, jelas Sadtata.

Comment