AA. Mapparesa, Ketapang Adalah Mercusuar Nusantara

MediaSuaraMabes, Ketapang – Ketapang Luar biasa, Kata ini pantas diucapkan setelah melihat ribuan warga memadati lokasi pembukaan Napak Tilas 2023 di balai sungai Kedang, Komplek Pendopo Bupati Ketapang, Sabtu (21 Oktober 2023) malam.

Selain menikmati dan menyaksikan hiburan yang ditampilkan sebelum pembukaan, warga dapat melihat stan pameran yang berada di sisi kiri dan kanan lokasi lapangan, Begitu stand UMKM yang tertata dengan baik di lapangan.

Hilir mudik warga memadati tidak terhindar. Otomatis menjadikan petugas menjadi sibuk setiap lahan sepanjang jalan KH Agus Salim, sontak berubah menjadi lahan parkir tak terkecuali halaman Masjid Agung Al Ikhlas Ketapang.

Selingan hiburan musik, penampilan seni tari, yakni Tari Pasundan juga disuguhkan saat menyambut kedatangan rombongan Bupati Ketapang bersama tamu VVIP. Diantaranya, Kajati Kalbar, Bupati Ketapang Martin Rantan, SH, M.Sos beserta Istri, Wakil Bupati Ketapang, H. Farhan,SE,MSi beserta Istri, Ketua DPRD,M. Febriyadi,S.Sos, M.Sos, Sekda Kab.Ketapang, Alexander Wilyo. Ketua Umum FSKN, Brigjen Pol (P) Dr.AA. Mapparesa,MM, MSi, Kararaeng Turikale VIII berserta permaisuri, para raja dan Sultan Se-Nusantara, Presiden 2 Diapora Indonesia Se-Dunia, Mr. Silas Jaconias Gijsbert Litaay (Netherlands) beserta isteri, Mrs.Laura Natalie De Groot dari Kerajaan Belanda.

Demikian juga Forkompinda Ketapang, Pejabat Tinggi Pratama, Tokoh Agama dan Masyarakat, Ketua Organisasi Keagamaan dan Organisasi Adat. Tak kalah penting, dalam malam pembukaan ditampilkan opera perjuangan Gusti Tentemak, Uti Usman dan Panglima Bajir dalam peristiwa perang Kedang. Satu jam 20 menit opera ini berlangsung menjadi warga semakin memahami perjuangan sejarah.

Seterusnya, Ketua Umum Panitia Napak Tilas Ir.H.Gusti Kamboja MH menyampaikan laporan panitia. Disampaikannya, Perhelatan gawai akbar Napak Tilas, perjuangan, pembangunan dan budaya Kabupaten Ketapang tahun 2023 merupakan implementasi dari rencana pembangunan menengah daerah yang terintegrasi sebagai bentuk komitmen pemerintah daerah Ketapang untuk tujuan pembangunan berkelanjutan (TPB/SDGs) sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 59 tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Dalam agenda Napak Tilas tahun 2023 ini.

Pemerintah daerah Ketapang setidaknya berupaya untuk mengakselerasi pilar pembangunan sosial budaya, pilar pembangunan ekonomi dan pilar pembangunan lingkungan dalam SDGs, yang dilakukan secara kolaborasi dengan pelibatan seluruh pemangku kepentingan yaitu pemerintah, parlemen, filantropi, pelaku usaha, akademisi, organisasi kemasyarakatan dan media.

Baca Juga :  Wisatawan Jogja Terkesan, Nizar : Belitung Memang Luar Biasa Indah Pantai Pasir Putih Lautnya Jernih Biru

Kolaborasi tersebut diwujudkan dalam Keputusan Bupati Ketapang pada susunan kepanitian dan pembiayaan kegiatan Napak Tilas dan upaya untuk closing the gap dari pelaksanaan SDGs di Kabupaten Ketapang. Diterangkannya,

Nama Napak Tilas yang digunakan dalam perhelatan akbar ini sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan pemerintah Kabupaten Ketapang untuk mengenang kembali peristiwa perang tumbang titi atau lebih dikenal sebagai perang Kedang tahun 1914 sebagai motivasi bagi generasi muda untuk melanjutkan pembangunan Ketapang maju menuju masyarakat sejahtera.

Napak Tilas peristiwa sejarah perang tumbang titi tahun 1914 bukan persoalan siapa yang benar dan siapa yang salah, tetapi lebih kepada penghormatan jati diri dan prinsif-prinsif hidup masyarakat Tumbang Titi dalam melawan ketidak adilan dan kesewenang-wenangan dalam kebijakan politik pada masa itu.

Perang Tumbang Titi merupakan pelajaran berharga bagi kita semua dan generasi berikutnya, bahwa perang atau tindakan kekerasan, yang sampai hari ini terus terjadi diseluruh dunia, bukan cara terbaik dalam menyelesaikan konflik sosial dan telah merusak peradaban umat manusia. Harapan dan pesan yang ingin disampai oleh pemerintah Ketapang melalui kegiatan Napak tilas adalah bentuk komitmen terhadap SDGs, bahwa pembangunan harus dapat meninggalkan kesan dan ingatan kepada generasi penerus tentang sejarah sosial dan warisan budaya sebagai identitas diri dari bagian peradaban dunia yang terus berubah. Melanjutkan, melalui gawai akbar Napak Tilas tahun 2023, pemerintah Kabupaten Ketapang secara bertahap dapat mengakselerasi beberapa pembangunan, diantaranya :

Pertama, Perbaikan jalan strategis daerah poros Pelang – Tumbang Titi. Kedua, Pembangunan Jalan Karya Bhakti TNI sebagai jalan lingkar wilayah selatan yang kelak akan mendukung dan menghubungkan kegiatan produksi barang dan jasa pertanian, perkebunan, rencana bandara udara, pelabuhan peti kemas, dan kawasan industri strategis Nasional yang berada di Kendawangan dan Pagar Mentimun ,dan membuka isolasi wilayah selatan ke bagian utara dan timur Kabupaten Ketapang.

Ketiga, Membangun Monumen Juang Tumbang Titi dan Menetap Tumbang Titi sebagai Kota Juang.
Keempat, mengangkat 3 pahlawan daerah sebagai tokoh perintis kemerdekaan yaitu Uti Usman, Tentemak dan Kenduruhan Bajir. Kelima, Merevitaliasi Kawasan Cagar Budaya daerah yaitu Makam Uti Usman, Tentemak dan Pangeran Iranata. Keenam, Menormalisasi Sungai Pesanguan secara terbatas agar dapat berfungsi sebagai jalur transportasi tradisional. Ketujuh, Menormalisasi Kanal di Kecamatan Matan Hilir Selatan sebagai sumber irigasi pertanian di kawasan agropolitan dan sebagai destinasi wisata air.

Baca Juga :  Pasang Giri Pencak Silat Se Kabupaten Bandung Barat

Kedelapan, Menetapkan Destinasi Wisata Alam Bukit Menanti, Desa Jelayan Kecamatan Tumbang Titi. Kesembilan, Menata dan membangun kawasan simpang 4 pelang, yaitu Jembatan Gerder Tanjung`pura Baru, monumen panca karya, monumen Agropolitan dan membangun Masjid Al-Muhajirin Desa Pelang yang kelak kawasan ini direncanakan sebagai letakan calon ibukota Provinsi Tanjungpura.

Kesepuluh, Merevitalisasi Taman Merdeka sebagai ruang publik dan destinasi wisata. Kesebelas, Merevitalisasi kawasan Tugu Tolak Bala’ sebagai simbol persatuan dan perdamaian. Dan, Kedua belas, Membangun Balai Sungai Kedang, sebagai panggung budaya, seni dan musik untuk tempat pegiat seni, budayawan. anak muda berbakat dan kreatif menampilkan karyanya untuk pemajuan kebudayaan daerah.

Pada Gawai akbar napak tilas tahun 2023 akan diselenggarakan beberapa kegiatan di 4 Kecamatan yaitu Delta Pawan, Tumbang Titi, Matan Hilir Selatan, dan Kecamatan Benua Kayong selama delapan hari. Ada pun agenda kegiatan diantaranya, pertama, Upacara di Kawasan Tugu Tolak Bala untuk memohon doa keselamatan dan kedamaian bagi tanah kayong. Kedua,Festival Pencak Silat Tradisional.

Ketiga, Opera Perang Kedang. Keempat, Tarian Kolosal Putueri Junjung Buih sebanyak 5 ribu penari berpakaian adat nusantara di halaman kantor Bupati Ketapang dan disepanjang Jalan Jenderal sudirman yang akan menciptakan Rekor Muri.

Kelima, Makan saprahan ketupat colet terbanyak ( 5 ribu ) disepanjang jalan Sudirman dan halaman kantor Bupati yang akan menciptakan rekor Muri. Keenam, Lomba Perahu Naga dan Kato Hias. Ketujuh, Ziarah akbar di makam Tentemak dan Uti Usman di Tumbang Titi, dan Makam Pangeran Iranata di Desa Negeri Baru 8. Long March, Napak Tilas dengan Route dari Makam Tentemak tugu Juang T. Titi Desa Kelampai.

Kesembilan, Upacara dan Peresmian Kota Juang dan Monumen Juang Tumbang Titi. Kesepuluh, Susur Sungai Pesanguan dari Desa Kelampai, Teluk Keluang, sekaligus penapakan kaki Napak Tilas. Kesebelas, Karnaval Perahu Lancang Kuning di Sungai Pawan yang ditandai peletupan Meriam Padam Pelite Keraton Matan Tanjungpura. Kedua belas, Pangelaran Budaya, Musik Kreatif anak muda dan tarian Multi etnis di Balai Sungai Kedang. Ketiga belas, penghargaan Tokoh Masyarakat dan Budaya.

Baca Juga :  Pawai Ta'kruf Semarakan MTQ XXX Tingkat Provinsi Kalbar di Ketapang

Pada Kesempatan ini saya atas nama seluruh panitia mengucapkan terima kasih dan memberikan apresiasi yang tinggi kepada semua pihak yang telah membantu mensukseskan acara Napak Tilas ini, yang tentunya tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Khususnya kepada bapak Bupati dan Bapak Wakil Bupati Ketapang yang telah memberikan kepecayaan dalam melaksanakan gawai akbar ini, ” tegas Kamboja yang selanjutnya menutup laporan panitia dengan menyampaikan beberapa pantun.

Sementara itu, Brigjen Pol Dr A. A Mapparessa Karaeng Turikale IIIV selaku Ketua Umum FSKN (Forum Silaturahmi Kraton Nusantara) memberikan apresiasi pada kegiatan Napak Tilas Perjuangan pembangunan dan Budaya yang di isi opera perang kedang. Menurutnya, Opera satu jam menunjukkan kecintaan masyarakat Ketapang pada pendahulunya. “Ini apresiasi kami dari Forum Silaturahmi Kraton Nusantara yang masih tergabung sekitar 140 kerajaan, ucapnya.

Ia mengatakan luar biasa penghayatan anak miliniel pada pertunjukan pada sejarah. Hal ini juga disebutkannya menjadi sebuah catatan kita kepada tiim MURI. Bahwa Ketapang ini juga menampilkan opera yang luar biasa. “Bukan saja makan saprahan 6500 orang, bukan saja tari kolosal 6500 orang. Tapi opera ini luar biasa pak. Biasanya opera 40 menit, ini 1 jam 20 menit, luar biasa,” ucapnya.

Ia meminta tolong kepada koreografer, agar ilmu ini ditularkan pada generasi muda yang ikut main opera. “Luar biasa pak. Jadi saya katakan Ketapang adalah mercusuar nusantara,”.

Menurnya, saat ini tidak mudah menghimpun anak muda yang setiap menit, setiap saat pegang handphone. Tapi penghayatan pada sejarah perjuangan bangsa khususnya pendahulu di Ketapang. Luar biasa”.

( Al badri kaperwil media suara mabes kalbar kabupaten ketapang )

Comment