Ketua Umum Kill Covid-19 Adharta Ongkosaputra Akan Memberikan Perhatian Serius Terhadap Stunting di Indonesia

MediaSuaraMabes, Jakarta – Pernyataan diatas disampaikannya disela-sela HUTnya (Adharta Ongkosaputra) yang ke-65 di Restoran Angke, Ketapang, Jakarta, Kamis (1/6/2023). Adharta yang memiliki kepedulian yang sangat tinggi terhadap sumber daya manusia (SDM).

Selanjutnya, Adharta menjelaskan bahwa dalam waktu dekat akan ikut membantu pemerintah dalam penanganan stunting di Tanah Air. “Anak adalah SDM Indonesia sehingga perlu melakukan sesuatu terhadap stunting sejak dikata Adharta.

Menurut Adharta stunting perlu mendapat perhatian serius lantaran berkaitan dengan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Tapi belum disebutkan secara rinci seperti apa yang akan dilakukannya untuk membantu pemerintah tersebut untuk mengatasi Stunting ini. Tetapi kita percaya bahwa itu pasti terealisasi, karena dia orang yang sangat komitmen dan konsisten membantu pemerintah.

Apa itu Stunting ? stunting adalah kekurangan gizi pada bayi di 1000 hari pertama kehidupan yang berlangsung lama dan menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak.

Karena mengalami kekurangan gizi menahun, bayi stunting tumbuh lebih pendek dari standar tinggi balita seumurnya. Tapi ingat, stunting itu pasti bertubuh pendek, sementara yang bertubuh pendek belum tentu stunting.

Stunting juga menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat sehingga lebih rendah dibandingkan standar rata-rata anak seusianya. Oleh karena itu, stunting disebut juga sebagai “gagal tumbuh”.

Masalah stunting penting untuk diselesaikan, karena berpotensi mengganggu potensi sumber daya manusia dan berhubungan dengan tingkat kesehatan, bahkan kematian anak. Hasil dari Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) menunjukkan bahwa terjadi penurunan angka stunting berada pada 27, 67 persen pada tahun 2019.

Walaupun angka stunting ini menurun, namun angka tersebut masih dinilai tinggi, mengingat WHO menargetkan angka stunting tidak boleh lebih dari 20 persen. data Bank Dunia atau World Bank mengatakan angkatan kerja yang pada masa bayinya mengalami stunting mencapai 54%.

Baca Juga :  Gulirkan Kelas Batik Ciprat, Alumni Australia Di Sidoarjo Berdayakan Para Difabel

Artinya, sebanyak 54% angkatan kerja saat ini adalah penyintas stunting. Hal inilah yang membuat stunting menjadi perhatian serius pemerintah. Awal tahun 2021, Pemerintah Indonesia menargetkan angka Stunting turun menjadi 14 persen di tahun 2024.

Presiden Joko Widodo menunjuk Kepala BKKBN, Dr. (HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG. (K) menjadi Ketua Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting. Dokter Hasto mengatakan angka stunting disebabkan berbagai faktor kekurangan gizi pada bayi.

Menurut Hasto diantara 5 juta kelahiran bayi setiap tahun, sebanyak 1,2 juta bayi lahir dengan kondisi stunting. Stunting itu adalah produk yang dihasilkan dari kehamilan. Ibu hamil yang menghasilkan bayi stunting.

Saat ini, bayi lahir saja sudah 23% prevalensi stunting. Kemudian setelah lahir, banyak yang lahirnya normal tapi kemudian jadi stunting hingga angkanya menjadi 27,6%. Artinya dari angka 23% muncul dari kelahiran yang sudah tidak sesuai standar. Hal lain yang menyebabkan stunting adalah sebanyak 11,7% bayi terlahir dengan gizi kurang yang diukur melalui ukuran panjang tubuh tidak sampai 48 sentimeter dan berat badannya tidak sampai 2,5 kilogram.

Tidak hanya itu, tingginya angka stunting di Indonesia juga ditambah dari bayi yang terlahir normal akan tetapi tumbuh dengan kekurangan asupan gizi sehingga menjadi stunting. “Yang lahir normal pun masih ada yang kemudian jadi stunting karena tidak dapat ASI dengan baik, kemudian asupan makanannya tidak cukup,” jelas Hasto.

“Prakonsepsi itu sangat murah, calon ibu hanya minum asam folat, periksa hb (hemoglobin), minum tablet tambah darah gratis kalau di Puskesmas, biaya untuk persiapannya tidak lebih Rp 20.000. sementara, suami hanya perlu mengurangi rokoknya, kemudian suami minum.

Lalu, bagaimana mengatasi stunting?

Baca Juga :  Tarian Saman Dari Serambi Mekah Di Hadirkan,pada Penutupan(MTQ) Ke-XXXI Kecamatan Nanga Tayap Kabupaten Ketapang

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo juga mengaku siap bekerja keras untuk mencapai target menurunkan prevalensi stunting hingga 14% sebagaimana diamanatkan Presiden Jokowi. Satu hal yang harus di pahami bersama adalah stunting itu bisa diatasi untuk tidak menjadi stunting atau dikoreksi itu diseribu hari kehidupan pertama.

Sehingga ketika bayi lahir sampai 2 tahun ini masih bisa dilakukan modifikasi, intervensi supaya tidak bisa menjadi stunting. Dalam mengatasi stunting, BKKBN siap mengerahkan dukungan 13.734 tenaga PKB/PLKB dan 1 juta kader yang tersebar di seluruh Indonesia. PLKB nantinya akan menjalankan pendampingan kepada keluarga dan calon pasangan usia subur sebelum proses kehamilan.

Misalnya, mendorong calon pengantin agar mau melakukan pemeriksaan sebelum menikah dan hamil. Kata Hasto. Selain itu, untuk mendukung BKKBN, Dirjen Bina Pembangunan Daerah Kemendagri menilai pendekatan strategis menurunkan stunting adalah melalui keluarga dengan melibatkan organisasi PKK yang memiliki jaringan dari desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota dan nasional.

Kemendes PDTT turut memprioritaskan percepatan penanganan stunting. Percepatan tersebut dilakukan dengan mengarahkan kebijakan penggunaan Dana Desa untuk pencegahan stunting di Indonesia.

Buah Mangga Khas Alor menjadi icon Aalor

Adharta yang kelahiran Alor, Nusa Tenggara Timur ini, Menceritakan ada Mitos bahwa Mangga Kelapa ini ada hubungannya dengan Swanggi (Sekeluarga dengan Jin). Padahal Mangga (mangitera indical) artinya mangga berasal dari india. Melihat sejarah tanaman mangga berasal dari luar negeri yaitu India yang terkenal lalu keseluruh dunia.

Di Indonesia pertama kali ditanam dikepulauan Maluku pada tahun 1665 sampai 1911 dengan berbagai jenis, seperti di Indonesia adalah mangga golek, arum manis, manalagi, apel, dan lain-lain. Yang uniknya adalah mangga kelapa atau sekarang disebut mangga alor juga menjadi kesukaan saya sejak kecil ujar Adharta yang kelahiran daerah Alor ini.

Baca Juga :  SMA Pradita Dirgantara Beri Beasiswa Kepada Anak Prajurit KRI Nanggala-402

Pada zaman dahulu mangga kelapa dikonsumsi oleh masyarakat alor sebagai makanan tambahan dalam mengatasi kekurangan pangan keluarga karena hampir di kabupaten Alor mangga ini tumbuh dari dataran rendah sampai dataran menengah atau tinggi, Secara alamiah dan bukan diusahakan oleh masyarakat atau petani.

Budidaya mangga kelapa hampir secara alami dan kini masyarakat telah menanam mangga alor ini dengan cara generativ atau bijinya. Mangga kelapa menjadi Icon baru Alor. ALOR identik dengan kenari. Itulah icon kabupaten kepulauan yang letaknya paling timur Nusa Tenggara Timur itu.

Kenari hanya tumbuh di sejumlah wilayah tertentu di negeri ini, dan di NTT hanya ada di beberapa daerah. Alor memiliki populasi kenari terbanyak. Bupati Alor, Ir. Ans Takalapeta, dalam berbagai kegiatan pemerintahan dan kemasyarakatan di daerah itu, meminta masyarakat tetap melestarikan kekayaan alam untuk peningkatan kesejahteraan.

Masyarakat diajak mengembangkan potensi-potensi unggulan, yang sering disebutnya ‘keunggulan komparatif’ atau ‘keunggulan mutlak’. Disadari benar di daerah lain juga kaya akan berbagai potensi smber daya alam (SDA) yang sama dengan Alor. Namun, potensi-potensi yang dimiliki di Alor ada yang khusus, tidak dimiliki daerah lain.

Apa yang dikampanyekan Ans Takalapeta bukan hanya sebatas wacana atau pemanis di bibir saja. Dia langsung turun lapangan menggerakkan masyarakat mengembangkan mangga kelapa yang telah mendapat merk varietas unggul nasional itu.

Berkat keuletan itu, membuat Kabupaten Alor semakin dikenal di mata nasional. Di bidang pertambangan, ada batu hitam, di bidang kehutanan ada cendana, di bidang peternakan ada rusa dan di bidang pertanian ada mangga kelapa. Alor juga dikenal memiliki taman laut nasional yang cukup indah. Perairan Alor telah dikenal dunia sebagai tempat diving yang menarik tutup bupati inu (Ring-o)

Comment