Para Petani Tambak Garam Keluhkan Harga Yang Tak Stabil di Jepara

MediaSuaraMabes, Jepara — Ahmad Falak merupakan salah satu petani tambak garam, berasal dari desa Surodadi, RT 19 RW 06 kecamatan Kedung Kabupaten Jepara Jawa tengah. Pada awak media menceritakan tentang pengalamannya selama menggeluti dunia pergaraman.

“Hampir dua tahun ini saya alih profesi dari usaha meubel selama beberapa tahun terakhir, dan awal tahun 2020 kemarin beralih menggeluti bidang tambak dan terutama garam, walaupun sampai detik ini masih menggeluti usaha di bidang meubel”, ujarnya saat ditemui di area tambak. Minggu, (17/7/2023)

Falak juga menyampaikan sedikit pengalamannya selama menjalani profesi sebagai seorang petani garam, “kami merasakan yang menjadi keluhan dari petani tambak garam dan terutama seperti saya ini adalah mengenai harga garam itu, yang mana harganya tidak stabil atau naik turun dan ditambahi dengan faktor cuaca juga menentukan hasil panen tersebut.

Jika cuaca baik bisa menghasilkan 5 sampai 10 kwintal perpetaknya, tapi itu disesuaikan dengan luas dan ukuran petak tambak itu sendiri. Banyak atau sedikit hasil panen garam juga bisa diperpengaruhi dari cuaca, tambahnya.

Sedangkan harga garam saat ini dikisaran 200 hingga 250 per kwintalnya, bisa kurang dan lebihnya, juga bisa diartikan harganya bervariatif. Semua tentunya tergantung pada kwalitas garam yang dihasilkan. Dan yang menjadi harapan Kami, supaya pemerintah lebih memperhatikan para petani garam terutama di harga, sebab selama ini harga garam tidak stabil, pungkasnya.

(Yusron).

Baca Juga :  Vaksinasi Covid-19 Di SMPN 2 Warungkiara Dikunjungi Kapolsek Warungkiara

Comment