Kessya Aurelia Nabilla, Srikandi Polda Sumsel Jago Smash

SuaraMabes, Palembang – Menekuni olahraga bulutangkis sejak kecil membuat Bripda Kessya Aurelia Nabilla (22) mudah dalam mencapai cita-citanya. Bahkan, keahliannya itu menjadi modal dekat dengan pimpinan.

Polwan cantik yang bertugas di Direktorat Lalulintas Polda Sumatera Selatan itu menceritanan perjalanan hidupnya seperti yang disadur dari merdeka.com beberapa waktu lalu.

Dia tak menyangka cabang olahraga bulutangkis menjadi perantara kesuksesan dalam karir.
Polwan yang kerap disapa Kessya itu menuturkan, keluarganya memang berasal dari pecinta olahraga, bahkan sudah menjadi dan mantan atlet.

Namun dia memilih cabang lain dibanding orang tua dan dua saudaranya yang lebih dulu membidangi bola voli.

“Saya bukan menentang keluarga, tapi bagaimana lagi, senangnya bulutangkis bukan voli. Dan orangtua juga mendukung walaupun beda cabang,” ungkap Kessya.

Kesukaannya terhadap bulutangkis berawal dari kekagumannya melihat legenda hidup Susi Susanti dan Taufik Hidayat saat bertanding. Saat duduk di bangku kelas empat SD di Prabumulih, putri bungsu dari tiga bersaudara itu akhirnya mulai memegang raket dan belajar cabang olahraga itu.

Kemampuan tak biasa Kessya ketika masih anak-anak langsung direspon ayahnya. Dengan cepat, ayahnya memasukkan Kessya ke salah satu pusat latihan di kota kelahirannya.

Benar saja, hanya dalam waktu satu tahun menjadi anggota Perkumpulan Bulutangkis (PB), dia sudah menjuarai kejuaraan di tingkat kabupaten, Provinsi Sumsel, bahkan nasional. Kemampuannya terus diasa hingga direkrut Pemprov Sumsel dalam Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) saat duduk di bangku SMA.

Dari situlah medali tiap medali dia torehkan di berbagai kejuaraan, termasuk juga juara Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POM) ketika masih kuliah.
“Di rumah banyak sekali tropi dan medali, mulai sirkuit nasional, kejuaran nasional, Porwil, POM nasional, Pertamina, Pusri, dan lainnya,” kata dia.

Baca Juga :  Polsek Warungkiara Minitoring Pelaksanaan Vaksinasi Di MTs. Tarbiatul Aulad

Pada 2019, Kessya memberanikan diri mendaftar menjadi anggota polisi melalui jalur talent scouting. Keahlian di bidang olahraga membuat Kessya dengan mulus diterima menjadi bagian dari polri tanpa mengeluarkan uang sepeserpun.

Kessya dilantik menjadi anggota polisi pada 2 Maret 2020 setelah menjalani masa pendidikan. Ada kepuasan tersendiri bagi dirinya karena masuk ke instansi yang diidamkan banyak orang.

“Saya tes polisi pertama kali dan bisa saja terakhir untuk bintara karena faktor umur, umur saya waktu itu 20 tahun atau batas maksimal. Alhamdulillah lulus,” kata dia.

“Di situ saya sendiri membuktikan bahwa masuk polisi tidak bayar. Banyak juga orang nanya berapa habiskan duit masuk polisi, saya jawab tidak sama sekali, saya ada keahlian dan kemampuan, ternyata diterima,” sambung putri pensiunan polri itu.

Di masa awal menjadi polwan, Kessya ditugaskan di Direktorat Sabhara Polda Sumsel. Seiring berjalannya waktu, kemampuannya dilirik pimpinan. Kebetulan juga, beberapa petinggi Polda Sumsel hobi bermain bulutangkis.

Kessya pun kerap diajak bermain bulutangkis bersama Kapolda Sumsel, Wakapolda, dan sejumlah direktur. Bahkan, beberapa hari setiap pekannya sudah terisi jadwal sparing bersama petinggi polisi.

“Single atau double sama pak kapolda sering, wakapolda juga, pejabat lain, kadang sama ibu-ibu Bhayangkari. Seminggu itu ada dua sampai tiga kali main bareng, kebetulan pak kapolda hobinya bulutangkis,” ujarnya.

Dari situlah karir Kessya mulai beranjak. Secara pribadi, Dirlantas meminta kepada Kapolda Sumsel dan Dir Sabhara untuk memposisikannya sebagai sekretaris pribadi Dirlantas Polda Sumsel.

Bagi Kessya, posisi itu adalah sebuah penghargaan dari Polda Sumsel terhadap anggota yang bertalenta. Dia sangat bersyukur karena mendapat karir cukup bagus meski baru hitungan bulan menjadi polwan.

Baca Juga :  Waka Polres Kayong Utara Hadiri Pembukaan Kejuaraan Tenis Lapangan Junior Se-Kalimantan Tahun 2022

“Saya merasa posisi itu banyak diidamkan, dan alhamdulillah saya yang terpilih berkat bulutangkis,” tuturnya.

Kessya merupakan satu-satunya polwan di Polda Sumsel yang berstatus atlet bulutangkis. Hal itu menjadi pendukung dalam karirnya.

“Kalau di polres-polres se-Sumsel banyak atlet bulutangkis, tapi untuk di polda kebetulan saya sendiri. Jadi gimana ya, bangga aja begitu,” kata dia.

Terlepas itu, Kessya juga terus menimbah pengeyahuan dan pengalaman di bidang lain sebagai penegak hukum. Dia tak ingin, keahliannya hanya sebatas atlet bulutangkis tanpa diikuti dengan kemampuan lain sebagai pengayom masyarakat.

“Tugas polisi penegak hukum dan pengayom masyarakat. Saya ingin menjadi polisi terbaik di instansi dan terbaik juga di mata masyarakat,” ujarnya.

Berharap pandemi berakhir
Pandemi Covid-19 sejak 2020 sangat terasa bagi polwan kelahiran 30 Januari 1999 itu. Betapa tidak, banyak kejuaraan yang sudah terjadwal harus dibatalkan karena khawatir terjadinya penularan virus corona.

Selama dua tahun ini, tak satu pun even bulutangkis yang diikutinya. Agar prestasi tak merosot dan mengembangkan kemampuan, Kessya rutin berlatih di lapangan sekitar rumah dinas polri. Dia juga menyibukkan dengan kegiatan marching band polri.

“Atlet juga kena imbas corona, saya sendiri tak lagi bertanding di kejuaraan selama pandemi, pengaruhnya luar biasa. Berharap saja cepat berakhir,” harapnya.

Selama masih pandemi, Kessya juga meminta pemerintah atau lembaga tertentu untuk tidak menggelar even olahraga. Jika pun tetap digelar, protokol kesehatan menjadi prioritas utama agar tak terjadi penularan dan klaster baru.

“Sebaiknya jangan bikin even dulu, kita berusaha saja akhiri pandemi agar semuanya bisa normal kembali. Ketika itulah, semua even bisa bisa digelar lagi seperti biasa,” kata dia.

Baca Juga :  Irjen Cryshnanda DL Pada Ulang Tahun ke 58 Sespim Polri : Lembaga Ini Tempat Pendidikan Moral

Saat dihubungi via WA, Senin 31 Mei 2021 pesan Keissya untuk kaum millenial, penyalahgunaan narkoba di kalangan Millennial saat ini menjadi permasalahan global Di berbagai negara, khususnya Indonesia.

Generasi Millennial akan menjadi tumpuan bagi keberadaan bangsa ini pada tahun tahun mendatang, mereka lah yang akan menjadi nahkoda atau awak kapal besar bernama Indonesia.

“Dalam hal ini semua pihak terutama orang tua guru dan masyarakat harus turun berperan aktif dalam mewaspadai ancaman narkoba, Narkoba merusak generasi bangsa! Gapai cita citamu dengan tidak memakai narkoba,”  ucapnya.

Pandemi Covid-19 menyadarkan betapa pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan.
Ikuti dan patuhi prokes yang ditetapkan pemerintah, terapkan 5M  Mencuci tangan, Memakai masker, Menjaga Jarak, Menjauhi krumunan dan Mengurangi Mobilitas.

“Jangan lengah Covid-19 masih merajalela  jaga kesehatan karena kekayaan yang paling utama adalah kesehatan,” imbuh Keissya. (hms)

Comment