Wisata Konservasi Penangkaran Penyu di Perairan Ngambur Pekon Muara Tembulih Kecamatan Ngambur

MediaSuaraMabes, Muara Tembulih – Wisata Konservasi Penangkaran penyu di Perairan Ngambur Pekon Muara Tembulih, Kabupaten Pesisir Barat, Rabu (30/11/2022).

Penangkaran Penyu Muara Tembulih merupakan satu-satunya penangkaran penyu yang ada di Kabupaten Pesisir Barat, Provinsi Lampung. Secara administratif terletak di Pekon Muara Tembulih, Kecamatan Ngambur, Pesisir Barat

Perjalanan ke tempat ini dapat ditempuh dalam kisaran waktu 5 jam bertolak dari Kota Bandar Lampung, melalui Jalan Lintas Barat (Jalinbar) Sumatera. Tidak sulit untuk menemukan tempat ini, karena terletak persis di sisi kiri Jalinbar jika dari arah Bandar Lampung. Terlebih ada gapura dan plang bertuliskan, “Kawasan Konservasi Laut Daerah Kabupaten Pesisir Barat”, dengan dua patung penyu di sisi kana dan kirinya, jadi cukup mudah ditemukan.

Kali ini, Media Suara Mabes berkesempatan untuk berkunjung dan melihat tempat penangkaran biota laut langka tersebut. Kami ingin melihat bagaimana proses penetasan telur penyu, perawatannya, hingga siap dilepaskan kembali ke habitatnya. Dan untuk diketahui, penangkaran penyu ini di bawah naungan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung.

Kedatangan kami disambut oleh Pak Hasni selaku ketua Kelompok Penangkar dan Pelestari Penyu di tempat tersebut. Dengan semangat, Pak Hasni menceritakan jenis penyu yang pernah dilestarikan di Penangkaran Penyu di Pekon Muara Tembulih.

Ada empat jenis penyu yang pernah kita tetaskan telurnya di sini, yaitu Penyu Belimbing, Penyu Hijau, Penyu Pipih, dan Penyu Lekang,” katanya.

Telur-telur penyu yang ditetaskan di penangkaran biasanya didapat dari nelayan yanng menemukannya. Jumlah telur baru-baru ini yang didapatkan sebanyak 110 -an butir, namun yang berhasil menetas hanya sekitar 2 persen yang tidak menetas.

Menurut Hasni tidak semua orang bahkan nelayan paham cara mengambil telur dari sarang telur penyu. Ada kriteria telur yang berpotensi ditetaskan dan ada yang tidak bisa, karena kualitasnya.

Baca Juga :  Kampung Al Quran Ranah Matuse Dahulu Alunan Musik, Kini Lantunan Ayat Al Quran yang Terdengar

Jadi cara mengambilnya itu, pasir yang melekat dengan telur harus diambil juga, karena di situ ada lendir dari induknya. Kemudian, kalau diterawang itu bening, kalau diterawang keruh kekuningan itu potensi gagal menetasnya tinggi,” kata Hasni

Hasni sendiri tidak dapat memastikan jumlah telur dari setiap penyu, karena jumlahnya akan selalu menurun dari saat pertama bertelur. “Pasti jumlahnya tidak sama, jumlahnya selalu menurun, dan biasanya ganjil,” lanjutnya.

Setelah sedikit berbincang, kami pun melihat kolam pasir tempat menimbun telur penyu yang ditemukan hingga menetas menjadi bayi penyu atau yang disebut “tukik”. Pada saat telur ditimbun pun harus dilakukan pengawasan secara intensif, karena bisa saja ada binatang tertentu yang masuk untuk merusak atau bahkan mengambil telur penyu sebagai makanan. Dan dibutuhkan waktu paling cepat 60 hari dari telur ditemukan, ditimbun, hingga menetas menjadi tukik.

Beruntung, di penangkaran masih ada tukik yang sedang dipelihara, yakni tuki dari jenis Penyu Lekang , Penyu belimbing, penyu hijau, penyu pipih atau yang memilki Ada 45 tukik yang berada di kolam penangkaran yang sudah diisi dengan air laut. Tukik dari jenis penyu ini memiliki warna dominan hitam di seluruh tubuhnya, dan corak sisik mirip kura-kura di bagian punggungnya.

Demikian kunjungan kami di Penangkaran Penyu Muara Tembulih, Kabupaten Pesisir Barat. Jika Masyarakat Seluruh Indonesia Sabang sampai maraoke Khusus di Lampung ingin berkunjung ke tempat ini, bisa setiap hari, menemui pak Hasni yang juga tinggal dekat area penangkaran. Untuk melepas satu ekor tukik, Dan sebaiknya menghubungi pak Hasni terlebih dahulu untuk memastikan ada atau tidak tukik yang akan dilepas.

Kalau hanya sekadar ingin berkunjung, bisa langsung datang ke Wisata Konservasi Penyu di Perairan Ngambur di Pekon Muara Tembulih Kecamatan Ngambur Kabupaten Pesisir Barat Lampung dan ingin berkunjung tidak di kenakan biaya alias gratis.

Baca Juga :  Sosok DR Zain Dimata Jebolan Aktivis HMI

Comment