Diduga Akibat Hujan Deras Serta Kontur Tanah Yang Sudah Labil Dua RM Amblas Terbawa Longsor

MediaSuaraMabes, Sumedang Jawa Barat – Hujan yang mengguyur di kawasan Pamulihan Sumedang ditambah kontur tanah yang sudah labil, hingga diduga mengakibatkan amblasnya warung makan didaerah wahana wisata Cigendel, Sumedang-Jawa Barat.

Hal tersebut dikatakan Suryana Kepala Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Rancakalong kepada awak media di lokasi longsor, Senin (25/4/2022).

Suryana mengatakan, Seluruh bangunan yang ada di kawasan wisata RM Cigendel adalah milik Perhutanu. Bangunan warung itu dibangun sejak tahun 1995 dan dipastikan layak karena setiap tahun diadakan pemeliharaan rutin.

Namun, karena kondisi cuaca hujan deras dan kontur tanah sudah labil ditambah beban berat kendaraan yang melintas sehingga tanah longsor.

Saat sebelum kejadian, ada dua pohon pinus tepat di belakang bangunan tumbang. Nah, mungkin dari tidak kuatnya akar pohon yang tertanam sehingga tebing setinggi 15 meter dan lebar 25 meter itu amblas. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut, hanya saja kerugian materi ditaksir mencapai Rp.200 Jutaan, ujarnya.

Untuk kerugian kalau ditotalkan dengan rumah beserta isinya, kurang lebih Rp.200 juta, per warung. Kita kalkulasikan Rp.100 juta. Bangunan ini memang milik Perhutani namun perabotan milik warga yang menyewa warung, terangnya.

Suryana juga mengatakan, Tak hanya pohon dibelakang warung yang tumbang, TPT yang berada di seberang jalan juga sama sama roboh. Artinya, hujan deras memang penyebab tanah menjadi labil dan pohon pohon yang akarnya menahan erosi menjadi sama-sama amblas.

Hal tersebut berakibat juga terhadap amblasnya warung makan Cigendel. Pihak Perhutani pun menampik jika tak ada pemeliharaan bangunan, justru setiap tahun rutin dilakukan pemeriksaan.

Warung itu disewa warga perbulannya Rp.350 ribu, Tetapi karena pandemi jadi bayarnya alakadarnya. Sementara bangunan yang roboh adalah milik Ibu Neha dan Rumanah warga Dusun Sindanghurip, Desa Cigendel, Kecamatan,Pamulihan Sumedang, katanya.

Baca Juga :  Soal Pemblokiran No Awak Media Yang Di Lakukan Oleh Oknum Camat Way Khilau Dapat Kritikan Keras Dari Ketua FPII Pesawaran

Sementara itu, pemilik warung Rumanah (62), mengaku saat kejadian dirinya baru pulang ke rumahnya yang tak jauh dari TKP. Selama puasa warung makan tutup jam 19.00 malam selepas lsya. Kecuali pada bulan-bulan biasa, warung bukanya sampai jam 9 malam.

“Waktu itu setelah Sholat lsya saya pulang ke rumah, bermaksud akan tarawih. Setelah 30 menit baru ada kabar warung amblas, terbawa longsor. Saya langsung kembali ke warung, semua barang dagangan termasuk kompor, tabung gas, tv, kulkas, radio, dan perabotan warung semua terbawa longsor tak bisa diselamatkan, imbuh Rumanah.
(cfr).

Comment