DPD PARTAI GELORA KAB. JEPARA HADIR DALAM PEMBEKALAN RAPAT KORDINASI PEMENANGAN DPW PARTAI GELORA JAWA TENGAH

MediaSuaraMabes, JEPARA –– Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta mengatakan, Indonesia memerlukan ‘generasi musim semi’, bukan ‘generasi musim dingin, sehingga bisa menjadikan Indonesia sebagai kekuatan lima besar dunia.

Generasi musim semi, adalah generasi yang penuh optimisme dan keyakinan yang tahu cara mengubah krisis sebagai peluang. Bukan sebaliknya generasi musim dingin, generasi yang penuh kebekuan yang tidak tahu arah dan tahun, serta berputus asa dan mudah menyerah.

“Jadi kita di Partai Gelora ini, tidak hanya memikirkan nasib kita saja, tetapi juga bisa mengubah wajah Indonesia, tahu cara mengubah krisis menjadi peluang,” kata Anis Matta saat menyampaikan pembekalan Rapat Koordinasi Pemenangan DPW Partai Gelora Jawa Tengah (Jateng) di Hotel Patra Jasa Semarang, Jumat (13/11/2021). Seperti dikutip nyarink.com dari portal partaigelora.id

Menurut Anis Matta, Partai Gelora menyadari bahwa ide lima besar dunia memang masih susah dipahami oleh masyarakat, termasuk para pemimpin sekarang. Tetapi dengan generasi musim semi itu, ide lima besar dunia itu bisa tercapai.

Harnawi, SH., wakil ketua DPD Partai Gelora Jepara, yang hadir langsung pada rapat di Hotel Patra Jasa Semarang, mengatakan bahwa kehadiran saya ke rapat ini, untuk ikut serta mendengarkan dalam pembekalan Rapat Koordinasi Pemenangan DPW Partai Gelora Jawa Tengah (Jateng).

“Saya akan tindaklanjuti arahan dari Ketua Umum Partai Gelora Indonesia untuk saya informasikan kepada para pengurus dan kader Partai Gelora di Kabupaten Jepara,” ujar Harnawi, SH.
Ia memprediksi dalam 10 tahun ke depan, Indonesia akan mengalami guncangan hebat kebangkrutan ekonomi, selain terlibat dalam pusaran konflik geopolitik. Sehingga perlu dipersiapkan langkah-langkah untuk mengantisipasinya, sebelum hal itu benar-benar terjadi.

Baca Juga :  Polisi Laksanakan Kurvei Pembersihan Sampah Sekitar Patung Bung Hatta.

“Saya tahu ini banyak yang tidak nyambung, begitu sulit menjelaskan ini (narasi 5 besar dunia, red). Jangankan orang desa, orang yang di dekat saja istana bingung. Makanya, pemerintahnya bingung, oposisinya juga bingung. Tapi sorot mata saudara, adalah optimisme, penuh keyakinan, senyum optimisme, bukan kesedihan. Itu yang kita perlukan,” ujarnya.

Comment