Palu” jadi Masalah di Humbang Hasundutan.

MediaSuaraMabes, Humbahas – Ada apa dengan Humbang Hasundutan? Sejak dilantiknya Dosmar Banjarnahor sebagai bupati untuk dua periode hingga kini setiap putusannya menjadi baru sandungan dalam kepemimpinannya.

Belum lama ini, pengadilan memutuskan kalah atas kebijakan pemutasian salah satu kepala sekolah yang berasal dari Kecamatan Pakkat. Jauh sebelumnya, Warga Dusun Nambadia Kecamatan Parlilitan dianggap bukan orang yang ada dalam tandu. Hingga berujung pada demonstrasi berbagai kalangan termasuk Gempar (Gerakan Muda Papatar).

Dan kini Dosmar Banjarnahor dilaporkan atas dugaan pencemaran nama baik DPRD Humbang Hasundutan hingga Dosmar dilaporkan ke Polda Sumatera Utara.

Persoalan demi persoalan Akan terekam dalam benak Warga Humbang Hasundutan dalam waktu yang panjang hingga ada kebijakan luar biasa nantinya akan dicetuskan.

Tetapi, mengikuti kapasitas kebijakan yang selama ini dilaksanakan dalam periode kepemimpinan periode pertama Dosmar Banjarnahor dengan Pasangan Saut Simamora sangat kecil kemungkinan ada kebijakan yang mampu menghilangkan persepsi negatif kepemimpinan Dosmar Banjarnahor kedepan.

Ada pandangan bahwa Dosmar Banjarnahor semakin kecil ruang perbaikan Humbang Hasundutan kedepan dalam kepemimpinannya.

Kita kembali bertanya, Humbang Hasundutan Akan jadi apa nasibnya disisa kepemimpinan Bupati beberapa tahun kedepan ? Maka simpulannya bisa dikatakan akan terjadi perlambatan pembangunan. Hal ini dibuktikan banyaknya tuntutan dari berbagai kalangan agar Bupati menempatkan kebijakannya dengan baik dan benar dengan mengutamakan kesejahteraan untuk rakyat.

Persoalan palu di ruang sidang biasanya digunakan untuk mensahkan atau membatalkan kebijakan, tapi kini, Humbang Hasundutan palu dijadikan alat untuk melaporkan ke pihak kepolisian.

Aneh tapi nyata ini di Humbang Hasundutan. Palu menjadi Sumber persoalan antara eksekutif dan legislatif. Mekeka tidak memandang urgensifitas Masyarakat. Bahwa Masyarakat tidak butuh palu mereka, yang Masyarakat butuhkan adalah hasil baik dari bunyi palu, yakni memukul pihak-pihak yang ingin melakukan pembatalan atas pembatasan kesejahteraan rakyat. Itulah fungsi diberikannya palu pada mereka yang ditugaskan oleh rakyat. Bukan mempermainkan palu sebagai alat penyandera satu sama lain dengan hanya memuaskan syahwat semata.

Baca Juga :  Polres Jajaran Polda Lampung Melaksanakan Apel Gelar Pasukan Operasi (Ops) Zebra Krakatau 2021

Humbang Hasundutan masih banyak tertinggal, belum lagi diberbagai desa, Listrik belum teraliri, sinyal Telekomunikasi harus dilacak dipegunungan, jalan rusak dimana-mana, sekolah butuh fasilitas dasar, pendapatan Masyarakat butuh sokongan, dan Sumber daya manusia perlu dibenahi. Persoalan dimana-mana masih menumpuk disudut kota.

Ribuan Warga tak suka dengan situasi kepemimpinan Humbang Hasundutan saat ini, ada yang merasa menyesal memilih eksekutif dan legislatif saat ini. Mereka ingin jadikan apa negeri ini ?

Bupati dan DPRD Humbang Hasundutan yang bersengketa saat ini, hilangkan ego. Memimpin tidaklah mesti menjadi pemarah, tetapi jadikanlah kepemimpinan sebagai jalan damai menuju Humbang Hasundutan yang lebih baik. Masih banyak tugas kita yang belum tuntas.( TIM )

Comment