Akan Ajukan Kasasi Kajati Jatim Kecewa Vonis Hakim Bebaskan Ronald Tanur Terdakwa Pembunuhan

MediaSuaraMabes, Surabaya — Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Jawa Timur Dr Mia Amiati, mengaku sangat kecewa dengan putusan majelis Hakim yang di ketuqi Erintuah Damanik telah memvonis bebas terdakwa Ronald Tannur, perkara penganiayaan hingga tewas terhadap kekasihnya, Dini Sera Afrianti di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya.

“Kami sangat benar-benar kecewa, karena keadilan tidak bisa ditegakkan, dimana kami telah berusaha menerapkan aspek hukum dengan menggali fakta yang ada dan berlandaskan hati nurani, menuntut atas nama negara demi menjamin adanya kepastian hukum, faktanya yang terjadi seperti ini,” tegas Mia dengan nada kecewa kepada wartawan Kamis (25/7/24).

Menurutnya, jaksa telah menuntut berdasarkan fakta dan bukti. Tim JPU menuntut terdakwa dengan hukuman 12 tahun penjara karena telah terbukti melanggar pasal 338 KUHP. Namun yang kemudian terjadi majelis hakim menvonis bebas dengan alasan pertimbangan sebab kematian tidak diketahui.

“Padahal jelas-jelas JPU menuntut berdasarkan visum dan bukti dan ironisnya tidak dipertimbangkan majelis hakim. Dalam kasus ini posisi terdakwa sengaja melindas atau karena kelalaiannya melindas korban Dini (pacarnya),” ungkap Mia

Tim JPU juga telah sesuai SOP, ada ekspos di Kejati saat pra penuntutan dan alat bukti dari rekaman CCTV. Ini semua menjadi landasan tuntutan JPU.

“Kami sangat kecewa karena keadilan tidak bisa ditegakkan,” ucap Mia dengan nada kecewa.

Untuk itu pihak kejaksaan memastikan akan menempuh upaya hukum kasasi, sesuai dengan hukum acara yang berlaku.

“Meskipun langit akan runtuh, hukum harus tetap tegak berdiri,” jelasnya

Sementara itu Kepala Seksi Tindak Pidana Umum, Kejari Surabaya, Ali Prakosa SH MH menambahkan jika pihak hakim tutup mata atas rekaman cctv ketika terdakwa melindas tubuh korban dengan mobil yang dikendarainya.

Baca Juga :  Heri Susamto ; Beberkan Apa Itu Rentenir dan Sampaikan Pesan Hati-hati Jika Mau Pinjam Meminjam

“Dengan alat bukti yang ada penuntut umum optimis upaya hukum kasasi yang diajukan dapat meyakinkan hakim agung untuk menyatakan terdakwa bersalah sesuai dengan dakwaan yg diajukan,” katanya.

Sebagaimana diberitakan majelis hakim Pengadilan Negeri Surabaya membebaskan Gregorius Ronald Tannur dari dakwaan pembunuhan Dini Sera Afriyanti (29), Rabu (24/07/2024).

Dalam amar putusan yang dibacakan oleh Ketua Majelis Hakim Erintuah Damanik menyatakan, putra dari politisi PKB itu dianggap tidak terbukti secara sah dan meyakinkan telah melakukan pembunuhan maupun penganiayaan yang menyebabkan tewasnya korban.

Selain itu, terdakwa juga dianggap masih ada upaya melakukan pertolongan terhadap korban disaat masa-masa kritis. Hal itu dibuktikan dengan upaya terdakwa yang sempat membawa korban ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan.

“Terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan sebagaimana dalam dakwaan pertama pasal 338 KUHP atau kedua Pasal 351 ayat (3) KUHP Atau ketiga Pasal 359 KUHP dan 351 ayat (1) KUHP,” jelas Erintuah Rabu (24/07/2024).

“Dengan ini membebaskan terdakwa dari segala dakwaan jaksa penuntut umum diatas,” ujarnya

Erintuah menegaskan, agar jaksa penuntut umum segera membebaskan terdakwa dari tahanan, segera setelah putusan dibacakan.

“Memerintahkan untuk membebaskan terdakwa segera setelah putusan ini dibacakan,” tambahnya.

Mendengar vonis bebas ini, terdakwa Ronald Tannur pun langsung menangis. Ia menyebut, bahwa putusan hakim itu dianggapnya sudah cukup adil.

“Tidak apa-apa yang penting Tuhan yang membuktikan,” ungkap Ronald

Dikonfirmasi apakah ia akan melakukan upaya hukum lain mengingat dirinya sudah menjalani masa hukuman, ia menyebut hal itu akan diserahkan pada kuasa hukumnya. “Nanti saya serahkan pada kuasa hukum saya,” ungkapnya.

Sementara itu, kuasa hukum terdakwa Ronald Tannur, Lisa Rahmat, SH. hanya menyatakan rasa syukurnya atas putusan itu.

Baca Juga :  Polres Labuhanbatu Berhasil Menangkap Pelaku Penipuan, Hampir Miliaran Rupiah

“Dari awal perkara memang tidak terbukti adanya pembunuhan, hakim sudah sangat jeli dan objektif,“ ucapnya singkat.

Sebelumnya, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Ahmad Muzzaki menuntut tedakwa selama 12 tahun penjara. Ia dituntut tinggi lantaran dianggap terbukti dalam dakwaan pertama yakni pasal 338 KUHP tentang pembunuhan.

Diketahui, Dini Sera Afriyanti (29), tewas usai dugem bersama teman kencannya Gregorius Ronald Tannur di salah satu tempat hiburan malam yang ada di Jalan Mayjen Jonosewejo, Lakarsantri, Surabaya pada Rabu (4/10) malam.

Dalam dakwaan yang dibacakan oleh JPU dari Kejaksaan Negeri Surabaya, M Darwis, anak dari eks anggota DPR RI Fraksi PKB Edward Tannur itu dijerat dengan pasal 338 KUHP atau kedua Pasal 351 ayat (3) KUHP Atau ketiga Pasal 359 KUHP dan 351 ayat (1) KUHP.

Kasus yang menjadi sorotan publik ini ternyata sudah sampai ke telinga anggota DPR RI Komisi VI Rieke Diah Pitaloka yang dalam tik toknya meminta Komisi Yudisial untuk menyelidiki para hakim yang menangani kasus ini. (DWS)

Comment