5 Point Tuntutan Tidak Terpenuhi, Pintu Pagar Menuju Pabrik PT Wawasan Kebun Nusantara Di Gembok Warga

MediaSuaraMabes, Bengkayang Kalbar – Ratusan petani sawit mandiri warga kecamatan seluas kabupaten Bengkayang mendatangi guna mengadakan aksi demo damai  Kantor Perkebunan kelapa sawit PT Wawasan Kebun Nusantara(WKN),Guna mendapatkan kepastian terhadap kebijakan perusahaan yang di anggap tidak transparan dan merugikan masyarakat Petani.Sabtu 02/07/2.

Kegiatan aksi demo damai ini di kawal oleh pihak aparat kepolisian polres Bengkayang  Polsek seluas dan serta TNI.dan berjalan dengan aman terkendali.Setelah menyampaikan orasi.Perwakilan Aksi langsung di terima oleh pihak manajemen PT Wawasan Kebun Nusantara untuk melakukan dialog serta menyampaikan hal yang menjadi tuntutan.

Ada pun point’ persoalan yang di sampaikan saat aksi damai:
1.Harga TBS tidak berimbang dengan pabrik lain
2.Potongan TBS sangat tinggi
3.Naik turunya harga TBS tidak seimbang/Tidak masuk akal
4.Banyak plasma masyarakat tidak jelas lokasinya
5.Sebelum selesai permasalahan yang kami sampaikan perusahaan tidak boleh beraktivitas.

Berdasarkan informasi yang di himpun oleh media ini apa yang menjadi point’ persoalan yang di sampaikan saat demo,Pihak Perusahaan PT Wawasan Kebun Nusantara tidak bisa mengambil keputusan,Sehingga aksi demo berujung pada penutupan akses menuju ke pabrik dan di tutup hingga tuntutan di penuhi oleh pihak Manajemen PT Wawasan Kebun Nusantara.

Martinus Kajot S.M selaku perwakilan masyarakat petani,Saat di wawancar ai oleh media ini menjelaskan bahwa Tuntutan kami tidak banyak,Harus sesuai dengan Pabrik lainlah kalau yg lain potongan 5% jangan pula mereka jadi 5% lebih tentu ini sangat merugikan petani.

“Tuntutan kita hari ini jelas tidak seperti apalah,Jelas kita menuntut kepada pihak perusahaan harus sama seperti yang perusahaan lain.Kalau potongan 5% perusahaan yang lain.Jangan pula mereka lebih dari 5%(PT WKN red)Ini sangat merugikan petani,Mereka memang membeli TBS dengan harga 1600 per kilogram,Namun potongan lebih besar itu yang menjadi permasalahan.katanya.

Baca Juga :  Gubernur Sulteng Hadiri Pelantikan DPD HIPMI Periode 2022 - 2024

Keputusan sepihak  ini jelas kami tidak terima, Perusahaan lain 5% semua,Ternyata mereka sampai 17% bahkan sampai 20% mereka melakukan pemotongan atas buah dari para petani.

Lanjut Kajot,Kalau dalam waktu kedepan pihak manajemen tidak memberikan kepastian atas apa yang kami sampaikan,Terpaksa semua kagiatan kami tutup.Jelas mereka tetap mempertahankan kebijakan mereka untuk mencari keuntungan besar,Yang jelas bagi masyarakat buah tidak terjual tidak masalah dan yang rugi besarkan mereka,Sebab mereka mencari untung tanpa memikirkan efeknya.Ungkapnya

Harapan kami sebenarnya terhadap poin ke 5 tuntutan,Tidak harus sepenuhnya di penuhi oleh pihak perusahaan,Yang pertama harus di selesaikan adalah mengenai Masalah persentase potongan tadi,Barulah menyelesaikan yang lain,Sebab setiap hari kita menjual TBS tentunya di pilih dan mana yang bagus di ambil.Namun kenapa masih ada pemotongan,Ini tentunya akan berpengaruh terhadap hasil Kami sebagai petani.pungkasnya.

(Tim Jurnalis)

Comment